“Bahkan sangat berpotensi mengancam bonus demografi Indonesia, sebab ini menyangkut kualitas SDM Indonesia sekarang dan nanti,” ujar Koordinator Nasional P2G, Satriawan Salim dikutip dari Antara.
Namun, Satriawan menyebutkan ada faktor resiko yang sangat besar, jika PTM terbatas serentak dilaksanakan pada bulan Juli 2021. Apalagi mengingat masih tingginya angka Covid-19 di Indonesia dan munculnya Covid-19 varian baru. Keselamatan siswa, guru, dan keluarganya terancam.
Baca Juga: Hamas: Bila Perang Melawan Israel Kembali Pecah, Kawasan Timur Tengah Akan Berubah
Kabid Advokasi P2G, Iman Z Haeri berharap, Kemendikbudristek menyelesaikan vaksinasi guru terlebih dahulu dan memeriksa daftar 11 item yang harus dipenuhi sekolah untuk PTM. Isian tersebut, seperti ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, fasilitas kesehatan, dan pemetaan warga satuan pendidikan.
Senada dengan P2G, Fadli Zon, politikus Partai Gerindra juga mengusulkan PTM dapat ditunda tiga sampai enam bulan lagi, karena sangat berbahaya.
“Membuka sekolah tatap muka harus ditunda. Sangat berbahaya. Lebih baik fokus meredakan pandemic ini ketimbang membuka peluang penyebaran massal yang nantinya kita sesali. Lebih baik tunda 3 smp 4 bulan sampai situasi terukur n kondusif. Keselamatan siswa n keluarga harus jadi prioritas,” tulis Fadli Zon dalam cuitannya, Sabtu 5 Juni 2021. ***