Kemudian, mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI) itu juga mengatakan bahwa seharusnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut angkat bicara terkait peristiwa tersebut.
"Sebagai atasan dari Pak Moeldoko, tentu Presiden mesti kasih warning. Kalau dia diam, itu artinya dia setujui. Kalau dia ngomong, maka mesti dipersiapkan teks yang bagus supaya enggak salah bicara lagi. Dia (Presiden) mesti ngomong tentang peristiwa ini. Ini peristiwa nasional," ujar Rocky.
"Jadi Pak Presiden harus betul-betul memberi semacam pidato singkat terhadap peristiwa ini. Kalau dia diam, tidak memberi komentar, artinya Presiden menyetujui aktivitas politik Moeldoko," sambungnya.
Baca Juga: Netizen Bilang Apa yang Dilakukan KSP Moeldoko Menjijikan, Jadi Trending di Twitter
Baca Juga: Moeldoko Jadi Ketum Partai Demokrat Versi KLB, Pendiri SMRC Saiful Mujani: Ironi Luar Biasa
Lebih lanjut, salah satu Pendiri Setara Institute itu mengatakan bahwa KLB yang didesain untuk mengambil alih adalah sebuah kekonyolan yang luar biasa.
Karena pada hakikatnya, KLB diperuntukkan guna menyelesaikan masalah internal partai.
Rocky juga mengatakan bahwa saat ini KSP Moeldoko hanyalah wayang dari peristiwa yang ada, sementara dalangnya bermukim di Istana.
Baca Juga: Kembali Duet, Lagu Terbaru Tiara Andini Feat Arsy Widianto - Bahaya, Berikut Liriknya