SEPUTARTANGSEL.COM - Tertangkapnya Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jum'at, 26 Februari 2021 lalu menambah daftar panjang koruptor dalam kubu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Menanggapi hal ini, Pengamat Politik Rocky Gerung mengatakan bahwa tertangkapnya Nurdin Abdullah oleh KPK merupakan konsekuensi atas mencalonkan diri melalui partai politik.
Pasalnya, 'tiket' untuk masuk ke dalam partai besar mahal.
Baca Juga: Prioritaskan Vaksinasi Covid-19 pada Tahanan KPK, Ini Jawaban Firli Bahuri
Kemudian, mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan bahwa korupsi yang dilakukan oleh Nurdin akan berdampak terhadap kemiskinan dan selalu dikenang.
Rocky Gerung juga menuturkan bahwa dirinya tidak dapat mengabaikan opini publik bahwa PDIP merupakan sarang koruptor.
"Maka kesimpulan publik itu tidak dapat diabaikan bahwa PDIP itu partai sarang koruptor," kata Rocky, dikutip Seputartangsel.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Senin, 1 Maret 2021.
Baca Juga: Waktunya Beli Mobil Baru! Sri Mulyani Resmi Bebaskan PPnBM per Hari Ini
Baca Juga: Catat, Mulai Hari ini MRT Ubah Jadwal Antar-Kereta!
"Jadi sekali lagi, bisa kita simpulkan sebetulnya bahwa korupsi itu direncanakan dari dalam rapat partai. Kan terpaksa kita mesti berpikir begitu. Dari sarangnya korupsi itu direncanakan," sambungnya.
Diketahui, selain Nurdin Abdullah, sebelumnya ada beberapa Kader PDIP yang juga terjerat kasus korupsi seperti Harun Masiku dan mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara.
Lebih lanjut, Rocky menilai mental Nurdin Abdullah sangat bertolak belakang dengan gelar dan berbagai penghargaan yang didapatkannya.
Baca Juga: Innalillahi, Presiden Jokowi Sedang Berduka Bahkan Ikut Shalatkan Sosok Ini
Baca Juga: Ada Kesenjangan Antara Anggaran Infrastruktur dan Kesehatan, Rizal Ramli: Kalian Rakus
"Jadi betul-betul mentalnya itu sudah pailit kalau kita pakai istilah perundang-undangan. Apalagi dia Profesor yang mengerti logika dari environment bahwa membangun infrastruktur pelabuhan dengan mengambil pasir, itu artinya merusak ekosistem. Masa dia enggak paham? Profesor, Dosen, kan ini ajaib," tutur Rocky.
Menurut Rocky, kedudukan Nurdin Abdullah sebagai Profesor yang kerap kali menerima penghargaan justru akan memberatkannya.
Pasalnya, akademisi seharusnya memiliki standar moral yang tinggi, bukan justru sebaliknya.
Baca Juga: Innalillahi...Artijo Alkostar, Algojonya Koruptor Meninggal, Mahfud MD Ungkap Kedekatannya
Selain itu, sebagai seorang Politisi, Nurdin juga seharusnya memiliki sikap asketis sehingga selalu berupaya untuk mengintropeksi diri agar mencapai keadilan.***