Amien Rais Sebut Politisi Ini Sekular atau Atheis, Begini Penjelasannya

- 7 Januari 2021, 18:30 WIB
Politisi senior dan Ketua Partai Ummat Amien Rais.
Politisi senior dan Ketua Partai Ummat Amien Rais. /Foto: ANTARA/Reno Esnir/

Dalam Al-Quran, seorang mukmin diperintahkan untuk menerapkan Islam secara kaffah atau utuh dalam segala aspek.

Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut menegaskan bahwa tidak selayaknya ada sekularisasi pada kehidupan, sebagaimana dalam bidang politik.

"Islam itu utuh, total. Tidak bisa dilakukan departementalisasi ini politik, itu ekonomi, ini kehidupan di masjid, itu kehidupan bisnis, ini profan, itu sakral," ucap Amien Rais.

Baca Juga: Kasus Meninggalnya 6 Laskar FPI, Polri Periksa 83 Saksi Belum Tetapkan Tersangka

Jika seorang mukmin meninggalkan Al-Quran, lanjut Amien, maka orang tersebut terbelah identitasnya menjadi sekular.

"Kalau kita tidak mengikuti Al-Quran, kita menjadi split personality. Jadi, suatu saat kita megang Al-Quran, di saat lain kita jadi sekular. Kita tiba-tiba jadi pengikut situasional morality," ujar Amien Rais.

Amien menilai, seorang politisi mukmin yang menjaga Al-Quran tidak akan ugal-ugalan mengumbar syahwat untuk berkuasa.

Baca Juga: Bahaya, Mahasiswa Kedokteran Terjerat Jual Beli Hasil Swab Test Palsu

"Kalau orang mukmin pegang Al-Quran itu jadi sebetulnya sudah selesai. Artinya sebagai politisi, dia bukan lantas jadi power hungry. Dia menjadi ugal-ugalan, syahwatnya diumbar, lantas semua dilangkahi tidak ada hukum," kata Amien Rais.

Selain itu, Amien Rais mengungkap bahwa politisi yang meninggalkan Al-Quran dengan kata lain telah sekular dan bahkan atheis.

Halaman:

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini

x