Fadli Zon Tantang Debat Gus Yaqut Karena Sebut Populisme Islam Berkembang di Indonesia

- 28 Desember 2020, 12:02 WIB
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon saat diwawancarai awak media usai menghadiri seminar terkait rencana pemindahan ibu kota negara di Gedung Nusantara MPR/DPR RI di Jakarta, Selasa 3 September 2019.
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon saat diwawancarai awak media usai menghadiri seminar terkait rencana pemindahan ibu kota negara di Gedung Nusantara MPR/DPR RI di Jakarta, Selasa 3 September 2019. /Foto: ANTARA News/Dewa Wiguna/

Sebelumnya, Menag Yaqut mengatakan bahwa ada kelompok yang menggiring agama sebagai norma konflik.

Gus Yaqut menjelaskan bahwa norma konflik kalau diartikan ke dalam bahasa yang lebih ekstrem adalah siapa yang memiliki perbedaan keyakinan akan dianggap sebagai musuh.

Setelah dianggap sebagai musuh, menurut Gus Yaqut maka tak jarang mereka menganggap bahwa yang berbeda itu harus diperangi.

Baca Juga: Taeyeon SNSD dan Ravi VIXX Kedapatan Berduaan, Ini Kata SM Entertainment

Baca Juga: Jadwal Terbaru Pencairan Subsidi Gaji Rp2,4 Juta dari Kemnaker, Jangan Sampai Ketinggalan

"Agama dijadikan norma konflik itu bahasa paling ekstrem adalah siapa pun yang berbeda dengan keyakinannya, maka dia dianggap lawan atau musuh dan yang namanya musuh atau lawan ya harus diperangi," kata Gus Yaqut saat menghadiri acara Silaturahmi Nasional Lintas Agama di Mapolda Metro Jaya, dikutip dari PMJ News, Minggu 27 Desember 2020.

Gus Yaqut menuturkan bahwa norma konflik atau populisme Islam sempat berkembang di Indonesia.

Ketua Banser ini lantas tidak menginginkan populisme Islam di Indonesia terus berkembang luas.

Baca Juga: Drama Mr.Queen: Sempat Kontroversial Namun Dicari Penggemar

Baca Juga: Tersangka Kecelakaan Maut di Pasar Minggu Mengaku Emosi Karena Dipukul Polisi Pengendara Innova

Halaman:

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah