Gus Yaqut Sindir Kelompok yang Jadikan Agama Sebagai Aspirasi: Berbeda Keyakinan Dianggap Musuh!

- 28 Desember 2020, 11:08 WIB
Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut.
Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut. /Foto: PMJ News/

Gus Yaqut menjelaskan bahwa norma konflik kalau diartikan ke dalam bahasa yang lebih ekstrem adalah siapa yang memiliki perbedaan keyakinan akan dianggap sebagai musuh.

Lebih lanjut, setelah dianggap sebagai musuh, maka tak jarang mereka menganggap bahwa harus diperangi.

"Agama dijadikan norma konflik itu bahasa paling ekstrem adalah siapa pun yang berbeda dengan keyakinannya, maka dia dianggap lawan atau musuh dan yang namanya musuh atau lawan ya harus diperangi," ungkap Ketua Banser itu.

Baca Juga: Drama Mr.Queen: Sempat Kontroversial Namun Dicari Penggemar

Baca Juga: Tersangka Kecelakaan Maut di Pasar Minggu Mengaku Emosi Karena Dipukul Polisi Pengendara Innova

Norma konflik atau populisme Islam menurut Gus Yaqut, sempat berkembang di Indonesia beberapa waktu lalu.

Dengan demikian, dia tidak ingin populisme Islam di Indonesia terus berkembang luas.

"Itu norma yang kemarin sempat berkembang atau istilah kerennya populisme Islam. Saya tidak ingin, kita semua tentu saja tidak ingin populisme Islam ini berkembang luas sehingga kita kewalahan menghadapinya," paparnya.

Baca Juga: Densus 88: Sudah 95 Pemuda Dilatih di Pusat Latihan Teroris Jamaah Islamiyah di Bandungan

Baca Juga: Viral Video Lagu Indonesia Raya Dihina dan Diparodikan: Selain KBRI, Netizen Juga Ikutan Geram

Halaman:

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini

x