Menag Yaqut Wacanakan Afirmasi Jemaah Ahmadiyah dan Syiah, Sekretaris Muhammadiyah Bilang Begini

- 25 Desember 2020, 18:42 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meluruskan ucapannya soal perlindungan hak beragama bagi warga Syiah dan Ahmadiyah.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meluruskan ucapannya soal perlindungan hak beragama bagi warga Syiah dan Ahmadiyah. /ANTARA/HO-Kementerian Agama/am/ANTARA

SEPUTARTANGSEL.COM - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas langsung bergerak cepat menjalankan tugasnya di Kemenag dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang banyak mengundang sorotan masyarakat.

Setelah mencanangkan bahwa Kemenag akan menjamin keberagamaan umat di Indonesia, baru-baru ini Yaqut berencana menormalkan kembali hak beragama jamaah Ahmadiyah dan Syiah. Menurut Panglima Banser ini, semua umat beragama tidak boleh terusir bahkan dipersekusi hanya karena berbeda pandangan dasar atau aqidah beragama.

Hal itu pun mengundang komentar dari Sekretaris Umum Muhammadiyah, Abdul Mu'ti. Mu'ti menyarankan agar rencana pemerintah untuk mengafirmasi hak beragama warga Syiah dan Ahmadiyah dikaji secara matang agar tak menimbulkan kecemasan seperti tahun-tahun yang lalu.

Baca Juga: Ngakak! Pria Gondrong Ini Mirip Banget Sama Pak Jokowi

Baca Juga: Libur Nataru, Satgas Covid-19: Terima Kasih kepada Pemda yang Batasi Pelaku Perjalanan

Menurut Mu'ti, rencana itu sangat berpotensi menimbulkan kegaduhan dan saat ini masyarakat memerlukan suara tenang.

“Kita sekarang memerlukan suasana yang tenang. Masyarakat lelah dan jenuh dengan berbagai kegaduhan. Masalah afirmasi Ahmadiyah dan Syiah perlu dikaji mendalam karena mayoritas muslim Indonesia berpandangan keras terhadap kelompok itu” ujar Abdul Mu’ti di Jakarta, Jumat 25 Desember 2020.

Wacana afirmasi untuk jemaah Ahmadiyah dan Syiah di Indonesia memang memancing berbagai komentar dari berbagai kalangan. Seperti diketahui, upaya yang sama sudah pernah dilakukan beberapa tahun lalu namun berbagai penolakan datang dari mayoritas umat islam yang menolak keberadaan jemaah Syiah dan Ahmadiyah.

Baca Juga: Indonesia Jangan Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel, Begini Kata Guru Besar HI

Halaman:

Editor: Fandi Permana


Terkait

Terkini

x