Hari Pahlawan 10 November, Merobek Biru Bendera Belanda

10 November 2020, 06:14 WIB
Pahlawan Soetomo atau Bung Tomo. /RRI

SEPUTARTANGSEL.COM - Hari Pahlawan merupakan hari untuk mengingat kembali perjuangan para pahlawan terdahulu untuk mendapatkan kemerdekaan.

Hari Pahlawan selalu diperingati setiap tanggal 10 November, tentu saja bukan tanpa alasan.

Di balik tanggal 10 ada sejarah yang semestinya rakyat Indonesia mengetahui dan meneladani perjuangan para pahlawan. 

Baca Juga: Tes PCR Sebelum Pulang ke Indonesia, FPI: Habib Rizieq Negatif Covid-19

Baca Juga: Hercules C-130 Milik TNI AU Dikabarkan Jatuh di Papua , Ternyata Hoaks

Tanggal 10 November 1945 terjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah negara Republik Indonesia.

Karena pada 10 November 1945 terjadi pertempuran besar pascakemerdekaan, yang dikenal juga sebagai pertempuran Surabaya.

Untuk mengetahui lebih lengkap, berikut sejarah Hari Pahlawan:

Baca Juga: Mahfud MD Minta Aparat Tidak Melakukan Tindakan Represif Kepada Penjemput Habib Rizieq

Baca Juga: Kata Pengamat, Partai Masyumi Bukan Ancaman Bagi Partai Islam Lainnya

Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, situasi Indonesia belum stabil, saat itu Indonesia masih bergejolak terutama antara rakyat dan tentara asing.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat yang menetapkan mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia.

Gerakan pengibaran bendera tersebut meluas ke seluruh daerah-daerah, salah satunya di Surabaya.

Baca Juga: Mahfud MD: Habib Rizieq Pulang ke Indonesia Untuk Revolusi Akhlak, Itu Baik

Baca Juga: Habib Rizieq Tiba di Jakarta Besok, Wakil Gubernur DKI: Kami Menghormati

Pada pertengahan September, tentara Inggris mendarat di Jakarta dan mereka berada di Surabaya pada 25 September 1945.

Tentara Inggris tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) datang bersama dengan tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration).

Tugas mereka adalah melucuti tentara Jepang dan memulangkan mereka ke negaranya, membebaskan tawanan perang yang ditahan oleh Jepang, sekaligus mengembalikan Indonesia kepada pemerintahan Belanda sebagai negara jajahan.

Baca Juga: Sambut Habib Rizieq, Massa FPI dan Sejumlah Ormas di Jatim Siap Penuhi Bandara Soekarno Hatta

Baca Juga: BTS dan Lady Gaga Raih Penghargaan Teratas di MTV Europe Music Awards

Hal ini memicu kemarahan warga Surabaya, mereka menganggap Belanda menghina kemerdekaan Indonesia dan melecehkan bendera Merah Putih.

Mereka protes dengan berkerumun di depan Hotel Yamato dan meminta bendera Belanda diturunkan lalu menaikkan bendera Indonesia sebagai gantinya.

Pada 27 Oktober 1945, perwakilan Indonesia berunding dengan pihak Belanda dan berakhir meruncing, karena Ploegman mengeluarkan pistol.

Baca Juga: Terkait Video Syur, Gisel Kemungkinan Akan Diperiksa Polisi

Baca Juga: Breaking News: Habib Rizieq Bersiap Masuk ke Pesawat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah

Terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan tersebut, hingga mengakibatkan Ploegman tewas dicekik oleh Sidik.

Situasi di Hotel Yamato pun ricuh. Sejumlah warga ingin masuk ke hotel. Hariyono dan Koesno Wibowo yang berhasil merobek bagian biru bendera Belanda sehingga bendera menjadi Merah Putih.

Kemudian pada 29 Oktober, pihak Indonesia dan Inggris sepakat menandatangani gencatan senjata.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab: Saya Bebas Pergi Kemana Saja Selama di Arab Saudi

Baca Juga: Permintaan Global Belum Tumbuh, Perfilman Indonesia Terbantu Festival-festival Film

Namun keesokan harinya, kedua pihak bentrok dan menyebabkan Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris, tewas tertembak hingga mobil yang ditumpanginya diledakan oleh milisi.

Melalui Mayor Jenderal Robert Mansergh, pengganti Mallaby, ia mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia bersenjata harus melapor serta meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan.

Tak hanya itu, mereka pun meminta orang Indonesia menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas dengan batas ultimatum pada pukul 06.00, 10 November 1945.

Baca Juga: Spesifikasi HP Samsung Galaxy M21s, Kamera Utama 64 Megapiksel

Baca Juga: Angkasa Pura II Tambah Personel Avsec Hampir Dua Kali Lipat Jelang Kedatangan Habib Rizieq

Ultimatum tersebut membuat rakyat Surabaya marah hingga terjadi pertempuran 10 November.

Perang antar kedua kubu berlangsung sekitar tiga minggu. Tokoh perjuangan yang menggerakkan rakyat Surabaya antara lain Sutomo.

Sutomo, salah satunya digerakkan oleh Resolusi Jihad yang digelorakan oleh KH Hasyim Asy'ari.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler