Viral Kabar Gunung Salak Terbelah, Ini Faktanya

27 September 2020, 22:28 WIB
Kolase foto viral Gunung Salak terbelah dan foto hasil survey BNPB di lokasi longsor. /Foto: BNPB/

SEPUTARTANGSEL.COM - Viral foto dan video yang menunjukkan Gunung Salak terbelah.

Foto dan video yang beredar memperlihatkan setidaknya ada tiga lajur tanah terbelah di lereng gunung yang terletak perbatasan Cianjur, Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat itu.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun angkat bicara meluruskan informasi yang beredar.

Baca Juga: Link Live Streaming Manchester City Vs Leicester di Mola TV, Jesus Dipastikan Absen

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, BNPB sejak Senin 21 September 2020 menerima informasi mengenai tanah longsor yang terjadi di Gunung Salak.

Longsoran dipicu, salah satunya oleh hujan yang sangat lebat pada Senin. Saat itu hujan diikuti dengan angin kencang.

"Berdasarkan laporan Resort PTNW Gunung Salak 1 pada Kamis (24/9), curah hujan mengakibatkan debit air Sungai Cikedung meluap dan longsoran di bibir sungai," ujar Raditya dalam keterangan pers, Minggu 27 September 2020.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Dijelaskan, wilayah pemantauan banjir dan longsor itu di Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Identifikasi lapangan hingga jalur Sungai Cikedung dari hulu atau puncak Salak 3 sampai hilir (Palalangon).

"Luapan Sungai Cikedung juga dipicu oleh rusaknya jalur sungai, seperti pendalaman dan pelebaran jalur sungai, serta kerusakan lain di bagian hilir," paparnya.

Baca Juga: Update Corona Indonesia 27 September 2020: Angka Kesembuhan Tembus 200.000 Kasus

Akibat luapan Sungai Cikedung itu, akses jalan dari Kampung Palalangon dan Kampung Loji tertutup dan longsor di tiga wilayah yang menimpa rumah warga, musala dan jembatan penghubung Palalangan dan Loji.

"Hasil survei hulu Sungai Cikedung dan Cisereh di puncak Gunung Salak-3 juga menyebutkan terdapat longsoran di sepanjang bibir hulu sungai akibat hujan deras pada Senin lalu," tambah Raditya.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Dikabarkan Sangat Ingin Pulang ke Tanah Air

Di samping itu, pada pemantauan saat itu Tim Resort Salak-1 dan PSSEJ tidak menemukan adanya bekas penebangan liar.

"Bencana longsor akibat fenomena alam, kayu yang dibawa air sungai merupakan longsoran sepanjang aliran sungai," jelasnya.

Pada saat kejadian tinggi air sungai di hulu atau puncak Salak 3 cukup tinggi dan air terpecah di lokasi pesawahan dan ladang atau kebun masyarakat.

Baca Juga: Pesan Penting dari Seorang Pria yang Anggap Covid-19 Konspirasi dan Kini Terinfeksi

Pada cuaca normal, aliran air sungai sangat kecil, dan akan sangat besar pada saat hujan deras atau ekstrem.

Menyikapi laporan tersebut, Kepala BNPB Doni Monardo meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk mengingatkan masyarakat yang berada di bagian bawah dan di sekitar kawasan agar berhati-hati.

Baca Juga: Ditetapkan Menjadi Ketua Majelis Pertimbangan Karang Taruna, Gibran: Ini Jalan Allah

“Jangan sampai kena material longsor. Kalau ada yg berisiko, ambil langkah mengungsi selama musim hujan,” tegas Doni, Sabtu.

Di samping itu, masyarakat juga diimbau waspada dan siap siaga mengingat Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan peringatan dini cuaca, khususnya pada 26 dan 27 September 2020.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Kepepet Ekonomi, Istri Pinjamkan Suami Hingga Kartu Prakerja Gelombang 10 Dibuka

Prakiraan BMKG menyebutkan wilayah Jawa Barat termasuk salah satu wilayah dengan potensi hujan lebat yang diikuti dengan petir/kilat dan angin kencang.

Sedangkan pada 28 September 2020, potensi hujan masih dapat terjadi dengan disertai petir atau kilat dan angin kencang.***

Editor: Sugih Hartanto

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler