Kementerian ESDM Salurkan Bantuan Pasang Listrik Baru Bagi 83.000 Rumah Masyarakat Kurang Mampu

23 September 2022, 21:46 WIB
Kementerian ESDM Salurkan Bantuan Pasang Listrik Baru Bagi 83.000 Rumah Masyarakat Kurang Mampu /Foto: PLN/

SEPUTARTANGSEL.COM - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama dengan Komisi VII DPR RI telah menyepakati untuk meningkatkan jumlah bantuan sambungan listrik baru bagi masyarakat kurang mampu.

Dari kesepakatan tersebut, penerima bantuan pemasangan listri baru menjadi 83.000 rumah tangga (RT) pada tahun 2023. Jumlah ini telah meningkat sebanyak 3.000 rumah dari pada tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 80.000 rumah.

Menurut Menteri ESDM Arifin Tasrif, kegiatan infrastruktur tahun 2023 akan menjadi lebih besar yakni, Rp 1,67 triliun dari sebelumnya yang hanya Rp 1,86 triliun. Biaya tersebut akan digunakan untuk pembagian converter kit untuk masyarakat yang membutuhkan.

Baca Juga: Kominfo Siapkan Digital Broadcasting System di 113 Wilayah 'Blank Spot' di Tahun 2023

“Pagu kegiatan infrastruktur tahun anggaran tahun 2023 menjadi sebesar Rp1,67 triliun dari sebelumnya hasil Raker [Rapat Kerja] sebesar Rp1,86 trilun," kata Arifin dikutip SeputarTangsel.Com dari laman resmi Kementerian ESDM, Jumat, 23 September 2022.

"Biaya infrastruktur tersebut akan digunakan untuk pembagian converter kit untuk nelayan dan petani, bantuan pasang baru listrik (BPBL), pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)/Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Penerangan Jalan Umum-Tenaga Surya (PJU-TS), Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL) dan pembagian modern clean energy cooking services,” lanjut Arifin.

Melalui anggaran infrastruktur yang tersedia tersebut, Pemerintah bersama Komisi VII DPR telah sepakat untuk meningkatkan volume serta anggaran untuk Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dari tahun anggaran sebelumnya, yakni tahun 2022 dengan total anggaran sebesar 80 ribu sambungan rumah (SR) menjadi 83 ribu SR pada anggaran tahun 2023 mendatang.

Baca Juga: Polda Sumut Bersama PPATK Telusuri Dana Kasus Judi Online Apin BK

“Bantuan pasang baru listrik untuk masyarakat kurang mampu sebanyak 83 ribu SR dengan total anggaran Rp201,65 miliar,” kata Arifin.

Selain itu, Kementerian ESDM bersama DPR RI telah menyepakati anggaran pembangunan PLTS terpadu atau PLTMH di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) sebanyak 12 unit dengan anggaran sebesar Rp94,44 miliar serta meningkatkan pembangunan PJU-TS menjadi 31.072 unit dengan pagu anggaran sebesar Rp500,45 milyar.

Arifin juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas seluruh kesepakatan yang sudah dicapai dan juga berkomitmen untuk segera melaksanakan proses lelang pra Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) agar dapat segera dilaksanakan pembangunannya sehingga masyarakat dapat menerima manfaatnya secepatnya.

Baca Juga: Hakim Agung Sudrajat Dimyati Tersangka di OTT KPK, Benny K Harman: Kalau Wakil Tuhan Saja Begini...

“Tambahan belanja sebesar Rp4,4 miliar tersebut sepenuhnya digunakan untuk infrastruktur bagi masyarakat. Komitmen kami untuk segera melaksanakan proses pengadaan infrastruktur tersebut di tahun 2022 melalui lelang pra DIPA sehingga awal tahun 2023 sudah dapat berjalan dan masyarakat segera dapat memperoleh manfaatnya,” kata Arifin.

Selain itu, BPBL adalah bantuan pemasangan baru listrik bagi rumah masyarakat yang tidak mampu, dengan meliputi pemasangan instalasi tenaga listrik dan biaya pemasangannya, biaya sertifikasi laik operasi, biaya penyambungan baru ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), dan pengisian token listrik perdana.

Kebijakan tersebut telah tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Bantuan Pasang Baru Listrik Bagi Rumah Tangga Tidak Mampu yang ditandatangani Arifin Tasrif pada 21 Januari 2022.

Dalam peraturan tersebut, telah diatur untuk para penerima bantuan BPBL merupakan rumah tangga yang belum tercatat sebagai pelanggan PT PLN (Persero), dan berdomisili di daerah yang telah tersedia jaringan tenaga listrik tegangan rendah PT PLN (Persero) tanpa dilakukan perluasan jaringan.

Baca Juga: Tanggapi Mobil Listrik, Azzam Mujahid Izzulhaq: Lebih Baik Tunggu...

Sementara itu, untuk penerima BPBL tersebut juga harus sudah terdaftar dalam Daftar Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang sudah ditetapkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial, berdomisili di daerah 3T, dan/atau berdasarkan validasi kepala desa atau lurah ataupun pejabat yang setingkat dengan stastus layak menerima BPBL.***

Editor: Taufik Hidayat.

Tags

Terkini

Terpopuler