Habib Rizieq Singgung Kasus Pembunuhan Brigadir J dengan KM 50: Satu Persatu Allah Akan...

19 Agustus 2022, 13:09 WIB
Habib Rizieq Shihab (HRS) mengomentari kasus pembunuhan Brigadir J dan kaitkan dengan kasus KM 50 Tol Jakarta Cikampek /Dok. Antara/

SEPUTARTANGSEL.COM - Habib Rizieq Shihab atau HRS memberikan tanggapan soal kasus pembunuhan Brigadir J yang didalangi oleh Ferdy Sambo.

Dalam sebuah unggahan video, Habib Rizieq mengatakan Allah SWT telah menunjukkan keajaiban kekuasaan Nya sehingga orang-orang yang dzalim dalam kasus KM 50 dibuka satu persatu.

“Episode ini tidak akan selesai. Satu persatu Allah akan ungkapkan para pelaku pembunuhan KM 50,” cuplikan ceramah Habib Rizieq dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun, Jumat, 19 Agustus 2022.

Baca Juga: Ferdy Sambo Telah Menikahi Polwan Cantik, Pengacara Brigadir J: Perkawinan Dilakukan oleh Rohaniawan Tertentu

“Allah tidak diam kezaliman. Orang sudah dibunuh difitnah sementara yang dibunuh tidak bisa bela diri lagi,” lanjut Habib Rizieq.

Melihat hal itu, ahli tata hukum negara, Refly Harun turut memberikan tanggapan soal skenario pembunuhan Brigadir J yang masih terus bergulir.

Refly menyebut ada tembok besar yang membuat ketidakadilan dalam sebuah kasus baik kasus pembunuhan Brigadir J maupun kasus pembunuhan KM 50.

Baca Juga: Cek Fakta: Jadi Bekingan Ferdy Sambo, Kapolri Listyo Sigit Prabowo Terlibat Kasus Brigadir J, Ini Faktanya

"Permasalahannya adalah ada tembok besar dan tebal serta tinggi yang membuat kemudian ketidakadilan itu terus bisa dipaksakan atau dipelihara," ujar Refly Harun dikutip SeputarTangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun, Jumat, 19 Agustus 2022.

"Menegakkan hukum dan keadilan tidak boleh didasarkan pada persaingan-persaingan politik atau motif-motif mobilitas politik atau katakanlah mencari jabatan untuk naik jabatan ya menghadapi kelompok yang selama ini kritis dengan pemerintahan," jelasnya lagi.

Refly Harun yang juga pengamat politik itu mengatakan, apabila ada satu kelompok yang salah bisa saja menyatakan kesalahannya tapi tidak ada legitimasi menghilangkan nyawa orang apalagi tidak melakukan kejahatan apapun.

Baca Juga: Profil Irjen Fadil Imran, Kapolda Metro Jaya yang Dipertanyakan Perannya dalam Kasus Pembunuhan Brigadir J

"Ini yang menyedihkan ya kita sebagai anak bangsa melihat sesuatu itu kok dari sisi revalitas. Jadi mau Brigadir J yang agamanya berbeda dengan 6 laskar FPI, warga negara lainnya harus mendapat keadilan tanpa mempermasalahkan latar belakangnya suku agama ras dan antar golongan," tambahnya.

Refly juga mengatakan keadilan itu jangan diterapkan dengan diskriminatif terutama oleh kekuasaan.

Jika kekuasaan solid menegakkan keadilan, maka masyarakat tidak akan terbelah. Demikian juga apabila masyarakatnya kompak, maka kekuasaan bisa dipaksa.

Baca Juga: Link Live Streaming BRI Liga 1 Hari Ini: Bhayangkara FC vs Persis Solo, WCP Tak Pandang Remeh Lawan

Ia juga menegaskan untuk meminta publik memandang dari sisi penegakan hukum, bukan dari sisi agama.

Menurutnya, jika dilihat dari sisi agama, maka negara tidak akan mampu menegakkan karena yang terjadi adalah sekelompok orang tertentu akan mengcapture kelompok lain.

Refly menyebut penyidikan independen oleh Komnas HAM atau oleh tim independen bentukan presiden agar tidak terjadi konflik kepentingan merupakan hal yang lumrah diminta oleh masyarakat.

Setiap orang yang diperlakukan tidak adil dan belum mendapatkan keadilan berhak atas tanggung jawab negara tersebut.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler