Virus Cacar Monyet Masuk Indonesia? Ini Penjelasan Menkes

26 Juli 2022, 17:29 WIB
Virus Cacar Monyet Masuk Indonesia? Ini Penjelasan Menkes /Pixabay/Alexandra_Koch

SEPUTARTANGSEL.COM - Beredar kabar bahwa virus cacar monyet Indonesia telah masuk ke Indonesia, bahkan terdapat sembilan suspek cacar monyet.

Sembilan pasien dengan status suspek cacar monyet tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Namun, hasil pemeriksaan laboratorium terhadap spesimen dari sembilan pasien itu ternyata semuanya negatif.

Hal itu diungkapkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga: Profil dan Biodata Bharada E, Terduga Pelaku Penembakan Brigadir J yang Akhirnya Muncul ke Publik

Menkes menjelaskan bahwa tidak ada pasien yang dikonfirmasi terserang penyakit oleh infeksi virus cacar monyet.

"Sampai saat ini sudah ada suspeknya sekitar sembilan pasien, tersebar di seluruh Indonesia. Tapi kita sudah tes di Jakarta dan semuanya menunjukkan hasil negatif," kata Menkes dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara pada Selasa, 26 Juli 2022.

Budi mengungkapkan bahwa penyakit cacar monyet umumnya dialami oleh kelompok masyarakat tertentu, termasuk di antaranya kelompok pria penyuka sesama jenis atau gay.

"Memang penularannya relatif tinggi, sama seperti HIV/AIDS," katanya.

Baca Juga: Ternyata Karakter Luka Jasad Brigadir J Disebabkan Faktor Ini, Simak Penjelasan Komnas HAM

Saat ini, Kementerian Kesehatan mengaktifkan sistem surveilans dan melakukan pemantauan pada kelompok yang rentan tertular cacar monyet guna mencegah penularan penyakit tersebut.

Cacar Monyet Menjangkiti 75 Negara

Sejak awal tahun 2021, penyakit cacar monyet dilaporkan sudah menjangkiti di 75 negara, termasuk Asia.

Total kasus cacar monyet di dunia mencapai angka 16.000 kasus.

Baca Juga: Irjen Aryanto Sutadi Soal Kejanggalan Kasus Brigadir J: Polri Malah Membuat Masyarakat Bingung dan Curiga

Pihak WHO menjelaskan bahwa penyakit cacar monyet bisa menular dari binatang ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit dan mukosa dari hewan yang terinfeksi virus penyebab cacar monyet.

Sedangkan penularan cacar monyet dari manusia ke manusia bisa terjadi akibat kontak dengan sekresi saluran respirasi, lesi kulit dari orang yang terinfeksi, atau benda-benda yang terkontaminasi virus.

WHO terus melakukan peningkatan kewaspadaan terhadap faktor-faktor risiko penularan penyakit dan edukasi masyarakat.

Sebagian masyarakat telah memahami tindakan yang perlu dijalankan guna mengurangi risiko penularan virus.

Baca Juga: Irjen Aryanto Sutadi Soal Kejanggalan Kasus Brigadir J: Polri Malah Membuat Masyarakat Bingung dan Curiga

Edukasi penanganan cacar monyet menjadi strategi utama dalam pencegahan penularan cacar monyet.

Di Indonesia, pemerintah telah menyediakan reagen untuk pemeriksaan RT-PCR guna mendeteksi virus penyebab penyakit cacar monyet di laboratorium-laboratorium.

"Kita juga sudah beli (reagen), mudah-mudahan datang nanti dari China," kata Menkes.

Menkes mengatakan bahwa virus penyebab penyakit cacar monyet lebih mudah dikenali dibandingkan dengan virus corona tipe SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Baca Juga: Mardani Maming Susul Harun Masiku, Masuk DPO Komisi Pemberantasan Korupsi

"Karena virus monkeypox (cacar monyet) lebih besar (ukurannya) dibandingkan SARS-CoV-2," katanya.

"Selain itu, gejala bisa dilihat dari yang timbul di permukaan kulit, seperti lesi (bintik kecil berisi cairan) di tangan maupun wajah, perubahan warna kulit menjadi kemerahan, hingga pembengkakan di area selangkangan," katanya.***

Editor: Taufik Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler