SEPUTARTANGSEL.COM- Nama Nenek Hindung dijadikan salah satu pengganti nama jalan baru, Jalan Nenek Hindun.
Nama nenek Hindun pernah ramai diberitakan saat Pilkada DKI pada 2017 lalu.
Ketua Umum PSI Giring Ganesha, nenek Hindun yang dipakai nama jalan adalah nama warga Jakarta yang menjadi korban politik identitas dan politisasi agama pada Pilkada 2017 lalu.
Pada Pilkada 2017 lalu saat calon Gubernur DKI adalah pasangan Ahok-Jarot melawan Anies-Shandi.
Dalam Pilkada yang dianggap kental dengan Politik Identitas, tersebut nenek Hindun yang kabarnya memilih pasangan Ahok-Jarot merasakan perlakuan beda dari lingkungannya.
Menurut Giring Ganesha nama nenek Hindun lebih tepat diperjuangkan sebagai korban politik identitas.
"Nama jalan (alm) nenek Hindun ini lebih tepat untuk diperjuangkan menjadi nama jalan baru di Jakarta untuk mengingatkan kita ada seorang warga yang menjadi korban jahatnya Politik Identitas dan Politisasi Agama ...," kata Giring Ganesha di akun twitter @Giring_Ganesha pada Sabtu, 25 Juni 2022.
Nama Nenek Hindun ramai diperbincangkan pada Pilkada DKI Jakarta digelar pada 2017 lalu karena jenazahnya dikabarkan ditolak untuk dishalatkan di mushala dekat rumahnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengganti 22 nama jalan di DKI Jakarta dengan nama-nama tokoh Betawi pada Perayaan HUT Jakarta ke-395 pada Senin, 20 Juni 2022.
Penggantian nama jalan dengan nama tokoh Betawi karena dianggap berperan di masa lalu dan sangat berdampak pada masyarakat sehingga layak dikenang.
Nama-nama tokoh Betawai yang dipakai nama jalan adalah, Entong Gendut, Haji Darip, Mpok Nori, H. Bokir, Raden Ismail, Rama Ratu Jaya, H.Roim Saih, KH. Ahmad Suhaimin, Mahbub Djunaidi, Gury Anin, Tutty Alawiyah, Hamid Arif, Iman Sapi'ie, Abdullah Ali.
Jalan. M. Sashabi, HM Shaleh Ishak, Tino Sidin, Mualim Teko, Syekh Junaid Al Bataw, Guru Ma'mun, Kyai Mursalin, Habib Ali Bin Ahmad. ***