Media Asing Sebut Jokowi Hadapi 'Twin Risk' dan Terancam Dijatuhkan Oleh Rakyat, Jika Hal Ini Terjadi...

29 Maret 2022, 15:27 WIB
Media Asing Sebut Jokowi Hadapi 'Twin Risk' dan Terancam Dijatuhkan Oleh Rakyat /Instagram/@jokowi/

SEPUTARTANGSEL.COM - Isu perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata tidak saja ramai diperbincangkan di dalam negeri, namun juga di luar negeri.

Jokowi kini menjadi sorotan salah satu media asing usai muncul isu tersebut.

Tak main-main, media asing yang menyorot isu perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi adalah lini yang sangat berpengaruh dan prestisius, yang dikenal dengan nama The Economist.

Baca Juga: Kisruh Pemecatan Terawan dari IDI, Pandu Riono: Sudah Beri Kesempatan Klarifikasi, Pembelaan, Tidak Dilakukan

"The Economist, media yang sangat terpengaruh dan prestisius dan berbasis di London Inggris, menurunkan sebuah artikel yang sangat menarik mengenai masa depan politik rakyat," tutur Konsultan media dan politik, Hersubeno Arief, yang dikutip SeputarTangsel.Com dari Pikiran-Rakyat.Com pada Selasa, 29 Maret 2022.

Hersubeno menuturkan bahwa dalam artikel tersebut, Jokowi digambarkan tengah berjuang memperpanjang masa jabatannya dan juga menghadapi risiko kembar.

Risiko kembar atau Twin Risk yang dihadapi oleh Jokowi yaitu merupakan risiko yang terdiri atas risiko politik dan risiko ekonomi.

Baca Juga: Susul SoftBank, Dua Konsorsium Mundur dari IKN Nusantara, Mardani Ali Sera: Potensi Bermasalah Sejak Awal

"Jokowi digambarkan oleh The Economist saat ini tengah berjuang memperpanjang masa jabatannya," ucap Hersubeno Arief.

"Dan dalam pengamatan The Economist, Jokowi itu tengah menghadapi resiko politik dan ekonomi yang disebutnya sebagai resiko kembar atau Twin Risk," tambahnya.

Hersubeno kembali mengatakan, risiko politik yang disebutkan oleh The Economist yaitu berasal dari kalangan internal.

"Resiko politik berasal dari kalangan internal partai pendukungnya yang menolak amandemen konstitusi yang memungkinkan dia untuk memperpanjang masa jabatannya," ujarnya.

Baca Juga: PDI Perjuangan Resmi Tolak Penundaan Pemilu 2024

Sedangkan risiko ekonomi berasal dari polemik minyak goreng dan kenaikan berbagai harga komoditi.

"Sementara risiko ekonomi adalah krisis berupa kelangkaan minyak goreng, kenaikan berbagai komoditi, termasuk juga gedung yang dipicu oleh perang antara Rusia dengan ukraine," tutur Hersubeno Arief.

Hersubeno Arief menyoroti dalam artikelnya The Economist, media tersebut memperingatkan bahwa Jokowi bisa terancam dijatuhkan oleh rakyat.

"Bila tidak hati-hati mengelolanya, The Economist memperingatkan Jokowi yang naik ke tampuk kekuasaan atas dukungan dari masyarakat di kelompok populis maka dia juga bisa dijatuhkan karena kemarahan rakyat yang dulu mendukungnya," ujar Hersubeno Arief.***

Editor: Taufik Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler