Menkeu Sri Mulyani: Kita Harus Keluar dari Krisis dengan Prestasi, Optimis Bahwa Badai akan Berlalu

12 Maret 2022, 09:54 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani optimis Indonesia dapat keluar dari krisis dengan prestasi /Instagram/@smindrawati

SEPUTARTANGSEL.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa Indonesia telah terbukti selalu bisa memanfaatkan krisis sebagai momentum untuk melaksanakan reformasi.

Dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, Jawa Tengah pada Jumat, 11 Maret 2022, Sri Mulyani menyampaikan bahwa reformasi harus berjalan bersama proses pemulihan.

"Kita harus keluar dari krisis dengan prestasi, bukan biasa-biasa saja. Kita harus terus optimis bahwa badai akan berlalu. Even the hardest of winter fears the spring, meskipun musim dingin yang paling berat akan takut dengan musim semi," ujar Sri Mulyani dalam Sidang Terbuka dikutip SeputarTangsel.Com dari laman Kemenkeu.go.id pada Sabtu, 12 Maret 2022.

Baca Juga: Benny K Harman Kritik Sri Mulyani yang Ingin Gunakan Dana PEN untuk Pembangunan IKN: Aneh Bin Ajaib

Reformasi struktural yang telah direncanakan, tetapi justru diperkuat untuk membangun fondasi ekonomi yang semakin kuat.

"Karena kita memahami besi mudah dibentuk ketika masih panas," katanya.

Sri Mulyani mengatakan reformasi dijalankan untuk menangani masalah fundamental, seperti penguatan kualitas sumber daya manusia, kemudahan berusaha, hilirisasi dan transformasi ekonomi.

Baca Juga: Disentil Sri Mulyani, Menteri KKP Janji Tingkatkan Penerimaan Negara Hingga 12 Kali Lipat

"Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) adalah instrumen yang penting untuk pembangunan dan menjaga Indonesia. Instrumen penting itu, harus juga dijaga kesehatan dan kehandalannya sehingga terus mampu menjadi solusi di dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan dan gejolak, serta ancaman krisis yang mungkin terjadi di masa depan," ujarnya.

Di sisi lain, banyak tantangan yang harus dihadapi dalam proses pemulihan Indonesia yang sedang kembali ke dalam track menuju tujuan dan cita-cita pembangunan.

Tantangan tersebut, seperti transisi pandemi menjadi endemi yang tidak merata, gejolak geopolitik yang menyebabkan kenaikan harga-harga komoditas secara ekstrem, dan disrupsi rantai pasok global yang menyebabkan tekanan inflasi global yang tinggi.

Baca Juga: Sri Mulyani Kena Semprot DPR Soal IKN Pakai Dana PEN, Rocky Gerung Sebut Menkeu Bingung: Namanya Dungu Kan?

Selain itu, ancaman perubahan iklim juga menjadi tantangan yang harus dijawab secara dini dan dipersiapkan secara teliti, baik dari sisi teknologi, policy, dan keuangan.

"Reformasi APBN dan keuangan negara adalah keniscayaan dan kebutuhan. Seberapapun panjang dan menekan pandemi COVID-19 yang begitu dahsyat, maka penyembuhan dan pemulihan pasti terjadi," terangnya.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler