Anggota Komisi IX DPR RI Tekankan Pemerintah Tak Perlu Buru-buru Ubah Status Endemi Covid-19

4 Maret 2022, 13:14 WIB
Ilustrasi - Pandemi dan Endemi Covid-19 /pixabay.com/Tumisu/

SEPUTARTANGSEL.COM - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo sepakat dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang menekankan bahwa perubahan pandemi ke endemi tidak perlu tergesa-gesa.

Rahmad Handoyo menilai peralihan pandemi ke endemi memerlukan persiapan yang matang.

Menurut Rahmad, nantinya ada perubahan perilaku masyarakat ketika ada peralihan pandemi ke endemi, selain vaksinasi.

Baca Juga: Menkes Budi Akan Ubah Status Covid-19 dari Pandemi Jadi Endemi: Kami Sudah Siapkan Protokolnya

"Masalahnya, banyak negara yang capaian vaksinasinya sudah tinggi, fatalitas rate-nya (angka kematian) juga masih tinggi," kata Rahmad dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara pada Jumat 4 Maret 2022.

Menurut Rahmad, dibutuhkan perubahan perilaku dalam bentuk protokol kesehatan.

"Kalau vaksinasinya sudah bagus, kemudian protokol kesehatan tetap berjalan, saya kira untuk menuju endemi itu masih bisa. Akan tetapi, kalau saat ini menurut saya belum memungkinkan. Namun, bolehlah untuk wacana itu," ujarnya.

Senada dengan Rahmad, Anggota Komisi IX DPR RI Yahya Zaini juga berharap penentuan peralihan status pandemi ke endemi harus dengan cermat dan hati-hati.

Baca Juga: Profesor Zubairi Djoerban Khawatir Gelombang Ketiga: Jika Mampu Hindari, Covid-19 Akan Berakhir Jadi Endemi

Peralihan ini juga harus mempertimbangkan pendapat dari para pakar, khususnya pakar epidemologi.

"Jangan sampai Covid-19-nya masih naik, lalu menentukan status endemi sehingga pada akhirnya masyarakat yang rugi," kata dia.

Menurut Yahya peralihan status akan mengubah strategi dan kebijakan penanganan pandemi, termasuk anggarannya.

Ia memandang perlu mengambil pelajaran dari negara-negara yang sudah menentukan status endemi dan negara-negara yang belum menentukan status endemi.

"Apa saja faktor-faktor yang menjadi penentunya? Karena setiap negara berbeda ketahanan kesehatannya," kata Yahya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Mereda, Jokowi: Kita Sambut Pandemi Sebagai Endemi

Sementara itu, capaian vaksinasi nasional Covid-19 yang saat ini mencapai angka 70,25 persen.

"Saya mengapresiasi kerja keras pemerintah yang telah mencapai target vaksinasi. Indikator penting keberhasilan penanganan Covid-19," kata anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga Kamis 3 Maret, pukul 18.00 WIB, menurut Edy, sebanyak 146.305.278 orang sudah menerima vaksin dosis kedua atau setara 70,25 persen.

Edy menjelaskan bahwa kondisi capaian vaksinasi tersebut membuat kekebalan komunitas di Indonesia.

Yahya juga menilai capaian vaksinasi nasional itu patut diapresiasi. Menurut Yahya, capaian vaksinasi nasional itu merupakan kerja keras pemerintah pusat, pemda, dibantu TNI, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN).

"Kita harus bangga dalam pencapaian vaksin Indonesia menempati peringkat ke-4 di dunia. Ini merupakan prestasi yang patut dihargai dan diacungi jempol," kata Yahya Zaini.

Meski demikian, kata dia, capaian vaksinasi yang lebih tinggi lagi harus dikejar, terutama untuk lansia karena capaiannya baru 70,17 persen untuk dosis pertama dan 45,36 persen untuk vaksin kedua serta baru sekitar 20 provinsi yang capaian vaksin lansia di atas 60 persen.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler