SEPUTARTANGSEL.COM - Ekonom senior Faisal Basri akui tak berminat ditawari jabatan struktural.
Bahkan menurut Faisal Basri, dirinya sudah pernah menolak ketika ditawari jabatan Komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak zaman pemerintahan Presiden RI kedua, Soeharto.
Faisal Basri mengungkapkan, saat itu tawaran tersebut datang dari Sofyan Djalil yang menjabat sebagai Sekretaris Menteri Pendayagunaan BUMN.
Baca Juga: Faisal Basri Jadi Trending Usai Ramal Pemerintahan Ambruk Sebelum 2024, Netizen: Semoga Lebih Cepat
"Dari zaman Pak Harto saya sudah ditawari," kata Faisal Basri, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube pada Selasa, 1 Februari 2022.
Selain tawaran tersebut, Faisal Basri juga mengaku telah menolak sejumlah penawaran lain, termasuk ketika diminta menduduki jabatan di badan swasta.
"Saya ingin menjadi orang bebas," ujarnya.
Meski enggan menduduki jabatan struktural, Dosen Ekonomi Universitas Indonesia itu menegaskan dirinya siap apabila ditawari jabatan Ad hoc.
"Jangan dikasih jabatan struktural gitu, pokoknya yang Ad hoc, yang sifatnya orang nggak ada yang mau, nah saya mau lah. Walaupun bukan soal uang ya, jadi bukan soal uang," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan pernah menolak mentah-mentah ketika ditawari jabatan sebagai Dirjen Bea Cukai dan Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang kini berubah nama menjadi Komite Ekonomi dan Industri Nasional.
Ia mengucapkan, tawaran tersebut datang ketika masa pemerintahan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kalau saya jadi Dirjen Bea Cukai, saya cuma ngurusin ekspor-impor barang, cukainya dapat, kemudian cukai tembakau. Saya nggak bisa ngomong yang lain. Saya bukan tipe orang yang seperti itu," tegasnya.
Ia melihat tidak akan bisa mengimplementasikan ilmunya apabila terikat dengan institusi birokrat.
"Rezeki di tangan Tuhan lah," tukasnya.***