SEPUTARTANGSEL.COM - Penceramah Miftah Maulana Habiburrahman atau yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah menanggapi perdebatan yang terjadi akhir-akhir ini soal sesuatu yang menyinggung agama.
Hal itu membuat seakan-akan Indonesia terpecah-belah menjadi beberapa kelompok.
Tanggapan Gus Miftah atas fenomena itu disampaikan ketika menjadi bintang tamu di kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Rabu, 12 Januari 2022.
Baca Juga: Deretan Tokoh yang Menolak Saipul Jamil Tampil di TV, Mulai dari Gus Miftah hingga Ziva Magnolya
Gus Miftah mengaku rindu masa kepemimpinan Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Saya itu merindukan zaman Gus Dur. Dulu zaman Gus Dur tuh orang guyon soal agama tuh biasa," kata Gus Miftah yang dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Kamis, 13 Desember 2022.
"Bahkan Gus Dur sendiri seperti itu dan kelasnya Gus Dur waktu itu mem-bully dirinya sendiri," sambungnya.
Baca Juga: Disebut Bukan Keturunan Kyai, Ini Biografi Kyai Ageng Khasan Besari, Kakek Gus Miftah
Kemudian Gus Miftah bercerita tentang Gus Dur yang pernah ditanya oleh seseorang terkait alasan dia mengucapkan 'assalamualaikum' saat hendak berceramah.
Orang tersebut bertanya kepada Gus Dur apakah salam yang dilakukannya itu karena dia merupakan muslim yang taat.
"Oh enggak, saya kalau membuka ceramah mengucapkan salam saat mau ceramah bukan karena muslim yang taat. Tapi karena saya mau tau, apa ada yang dateng apa enggak," ungkap Gus Miftah sembari tertawa.
"Kan asik gitu loh. Kemudian dengan temen-temen pendeta, guyon biasa," tambahnya.
Gus Miftah juga bercerita ketika dirinya bercanda dengan seorang pendeta soal pendeta naik haji dan pendeta dibaptis dirinya tanpa berujung 'keributan'.
"Saya merindukan masa-masa seperti itu, hari ini apa-apa penistaan, apa-apa penistaan," tutur Gus Miftah.***