Gus Miftah Tanggapi Aksi Pria Tendang Sesajen di Semeru: Jangan Merasa Paling Pandai Agar Tidak Salah Arah

- 10 Januari 2022, 08:42 WIB
Gus Miftah menanggapi aksi pria penendang sesajen di Semeru.
Gus Miftah menanggapi aksi pria penendang sesajen di Semeru. /YouTube Cobaz TV

SEPUTARTANGSEL.COM - Viral, video seorang pria menendang sesajen dari Upacara Sedekah Desa Pronojiwo, Sumbersari, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tepatnya di lokasi bencana erupsi gunung Semeru.

Dalam video yang beredar, sebelum memulai aksinya, pria itu mengatakan sesajen merupakan sumber murkanya Allah.

Tak hanya itu, menurut pria itu, upacara sesajen jarang disadari hingga akhirnya membuat murka Allah dan menurunkan azabnya kepada umat manusia. Sambil mengucap takbir, pria itu pun langsung membuang dan menendang sesajen yang ada.

Baca Juga: Sesalkan Video Pembuangan Sesajen di Pronojiwo, Lumajang, Netizen Ramai-ramai Sebar Wajah Pelaku

Viralnya video aksi pria menendang sesajen itu dikecam oleh banyak pihak. Pasalnya, banyak yang menilai pria tersebut tidak menghargai keberagaman yang ada di Indonesia.

Pendakwah, Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan nama Gus Miftah ikut angkat bicara terkait pria menendang sesajen tersebut.

Menurut Gus Miftah, setiap daerah di Indonesia memiliki adat istiadat yang berbeda. Dia mengatakan tidak boleh seseorang merasa paling pandai agar tidak salah arah dan tidak boleh seseorang berbuat curang agar tidak celaka.

Hal itu diungkapkan oleh Gus Miftah melalui akun Instagram @gusmiftah pada Minggu, 9 Januari 2022.

Baca Juga: Sesalkan Video Viral Sesajen di Pronojiwo, Gunung Semeru, Aktivis Sosial: Simpan Arogansimu untuk Diri Sendiri

"Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka," tulis Gus Miftah.

Dia menegaskan, bukan budaya yang seharusnya diubah, melainkan otak dan cara pandang seseorang.

Gus Miftah mempertanyakan orang yang menendang sesajen itu pernah berpikir atau tidak bahwa yang membuat hal tersebut adalah orang non Islam, orang Jawa yang memegang teguh adat istiadatnya atau orang Islam yang baru belajar.

"Pernah nggak ada berfikir yang membuat itu orang non Islam, atau orang Jawa yang memegang teguh adat istiadatnya? Atau mungkin juga orang Islam yang baru belajar?" ujarnya.

Baca Juga: Video Viral Orang Nendang Sesajen Sedekah Desa di Gunung Semeru, Alissa Wahid: Repot Ketemu Orang Model Begini

Lebih lanjut, pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta itu juga mempertanyakan sikap pria penendang sesajen tersebut.

Dia mengungkapkan bila para wali songo dalam berdakwah berlaku kasar seperti pria penendang tersebut, maka kemungkinan agama Islam belum seperti saat ini di Indonesia.

"Pantaskah cara yang dilakukan seperti itu? Kalau dulu dakwah wali songo sekasar itu, mungkin Islam belum seperti hari ini di nusantara," ungkapnya.***

Editor: Asep Saripudin


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x