Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh di Kepulauan Seribu, 62 Tewas Tepat Setahun Lalu

9 Januari 2022, 17:43 WIB
Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182 berhasil ditemukan. Perekam suara percakapan di dalam kokpit pesawat tersebut ditemukan pada kedalaman 14 meter berjarak sekitar 500 meter dari Pulau Laki pada Selasa 30 Maret 2021 malam sekitar pukul 20.00 WIB. /Foto: Basarnas/

SEPUTARTANGSEL.COM – Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di Kepulauan Seribu, tepat setahun lalu, 9 Januari 2021.

Ini adalah sejarah kelam tragedi penerbangan di tanah air yang menyisakan duka bagi keluarga, kerabat dan sahabat para korban.

Ketika itu, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mengangkut 62 orang yang terdiri dari 40 penumpang dewasa, 7 orang anak, 3 bayi dan 12 kru pesawat.

Baca Juga: Akhirnya, CVR Sriwijaya Air SJ-182 Berhasil Ditemukan

Berawal dari hilang kontak hilang, beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten menuju Pontianak.

Pesawat mulai dikehui hilang kontak pada pukul 14.44 WIB. Berawal dari permintaan pilot Sriwijaya Air, Kapten Afwan (54), kepada Air Traffic Controller (ATC) untuk naik dari ketinggian 1.700 ke 29.000 kaki pada pukul 14.37 WIB.

Namun, karena ada pesawat lain di jalur yang sama, ATC meminta pilot untuk berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki.

Selang 1 menit kemudian, di ketinggian 10.600 kaki dan posisi 046 derajat, pesawat diketahui berbelok ke kiri. Kemungkinan, saat itu pesawat sudah mengalami kerusakan.

Baca Juga: KNKT Beri Kesimpulan Sementara, Ternyata Ini Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182

Waktu menunjukkan pukul 14.39 ketika ATC memerintahkan pesawat naik ke ketinggian 13.000 kaki.

Ternyata hal itu merupakan komunikasi terakhir ATC dengan pesawat.

Beberapa detik kemudian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dinyatakan hilang kontak dan diperkirakan jatuh di sekitar Kepulauan Seribu.

Tidak lama berselang setelah kabar pesawat hilang kontak, seorang nelayan melaporkan adanya sebuah ledakan yang diduga pesawat Sriwijaya Air yang terjatuh.

Bukan hanya nelayan, warga sekitar Kepulauan Seribu juga menyatakan hal serupa.

Baca Juga: Pilot Sriwijaya Air SJ-182, Kapten Afwan, Teridentifikasi Tim DVI Polri

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan segera mengerahkan petugas ke lokasi jatuhnya pesawat dibantu warga sekitar.

Pemerintah pun turut menggandeng pihak Basarnas, KNKT, TNI dan Bantuan Keselamatan dari Amerika Serikat.

Pada pencarian hari pertama ditemukan serpihan yang diduga milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Setelah saat itu, satu demi satu puing pesawat termasuk potongan tubuh penumpang pesawat.

Pencarian berlangsung berhari-hari dan pada tanggal 12 Januari 2021, sekitar pukul 16.00 WIB Black Box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ditemukan.

Baca Juga: Viral, Video Teriakan Minta Tolong Saat Tim Melakukan Penyisiran Sriwijaya Air, Ini Kata Roy Suryo

Pencarian terus dilakukan untuk mencari CVR Black Box pesawat. Pencarian berakhir pada 21 Januari 2021 dan CVR ditemukan pada Selasa, 30 Maret 2021.

Setelah CVR Black Box ditemukan, sejumlah fakta tentang jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terkuak.

Mulai dari mesin pesawat yang masih hidup sebelum pesawat menghantam air, hingga percakapan penerbangan.

Sampai saat ini KNKT belum membeberkan secara keseluruhan terkait laporan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Namun, ada sejumlah temuan awal. Di antaranya, ada dua anomali yang ditemukan.

“Saat ini memang yang kita ketahui autothrottle yang kiri bergerak mundur. Apakah ini rusak, kami belum tahu, karena dua-duanya menunjukkan sikap berbeda,” ujar Ketua Sub Komite Investigasi KNKT Captain Nurcahyo Utomo dalam Konferensi Pers.

Baca Juga: Hingga Hari Ke-10 Pencarian, Tim DVI Polri Telah Identifikasi 34 Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ 182

Nurcahyo Utomo menjelaskan bahwa pada kondisi ini diperkirakan kedua autothrottle mengalami anomali.

"Dua-duanya mengalami anomali. Yang kiri mundur terlalu jauh dan yang kanan tidak bergerak,” tambah Nurcahyo Utomo.

Dalam investigasi diketahui, bahwa ada dua perbaikan yang sebelumnya dilakukan.

Pertama, baru pada tanggal 4 Januari 2021 penunjuk kecepatan atau Airspeed Indicator sebelah kanan diganti.

Kedua, sehari sebelumnya autothrottle juga mengalami kerusakan. Bagian tuas pengatur gerakan tidak berfungsi.

Pada tanggal 4 Januari perbaikan belum berhasil sehingga dimasukkan dalam deffered maintenance item (DMI) sebagai penundaan perbaikan.

Baca Juga: Tim DVI Identifikasi 24 Korban Sriwijaya SJ 182, Masih 38 Lagi Belum

Baru di tanggal 5 Januari perbaikan berhasil dituntaskan dan dilaporkan dalam kondisi baik.

Sejak tanggal tersebut sampai sebelum pesawat lepas landas tidak ada catatan DMI lagi.

Nurcahyo Utomo menegaskan bahwa kecelakaan bukan karena cuaca.

Sudah diketahui ada anomali di kedua autothrottle. Alat ini terhubung dengan 13 komponen mesin pesawat.

Sejumlah kisah sedih ditinggalkan oleh tragedi ini. Di antaranya tentang sosok pilot yang sholeh.

Bahkan, foto profil WhatsApp Kapten Afwan menjadi viral. Dia mengunggah foto Superman yang sedang sholat dengan tulisan yang menggugah.

"Setinggi apapun aku terbang, tidak akan mencapai surga bila tidak shalat lima waktu,” tulis Kapten Afwan di samping gambar Superman di foto profil WhatsAppnya.

Baca Juga: Jenazah Pramugari Sriwijaya Air SJ-182 Asal Pamulang Telah Teridentifikasi Tim DVI Polri

Bagi warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel), khususnya Pamulang, musibah ini juga meninggalkan kesedihan lantaran seorang warga turut menjadi korban.

Sosok ini adalah Isti Yudha Prastika (34) yang merupakan pramugari Nam Air yang turut menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 9 Januari lalu.

Isti berdomisili di Kota Tangerang Selatan tepatnya berasal dari Reni Jaya, Pamulang. ***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler