Eks Pencari Dana Teroris Akui Gunakan Cyber Fai, Scamming, Cripto, Forex hingga E-commerce

8 November 2021, 22:34 WIB
Munir, mantan pencari dana teroris /Tangkapan layar Youtube Ganjar Pranowo /

SEPUTARTANGSEL.COM- Seorang mantan pencari dana teroris bernama Munir Kartono mengakui berbagai cara dia kumpulkan dana untuk mendukung teroris.

Munir yang ditangkap karena kedapatan memiliki keterkaitan dengan aksi bom bunuh diri di Mapolres Solo pada Juli 2016 lalu mengungkapkannya melalui podcast Ganjar Pranowo yang diunggah ke Youtube Ganjar Pranowo pada 5 November 2021.

Munir mengakui dirinya ditangkap setelah kejadian bom bunuh diri tepatnya pada 17 Agustus 2016. 

Sebagai pencari dana ia menceritakan dirinya tak saling kenal dengan 'pengantin' yang menjadi pelaku bom bunuh diri.

Baca Juga: UNRI Bentuk Tim Pencari Fakta Independen Kasus Dugaan Pelecehan Seksual, Khawatir Rating Kampus Terdampak

"Tetapi Saya hanya kenal dengan satu orang yang mengoordinir namanya Badrun Naim," jelasnya. 

Munir mengaku mengenal Badrun Naim pada 2009 setelah Badrun Naim keluar penjara.

"Kita punya banyak kesamaan. Sama-sama penggemar komputer dan sama-sama pendukung ISIS," tambahnya. 

Munir menceritakan awalnya terjun jadi pencari dana teroris, saat bertemu Badrun Naim. Saat itu terpikir gimana caranya mencari dana untuk saudara-saudara yang napiter yang keluarganya terlantar dan mereka yang dipenjara digoda oleh Togut (istilah mereka untuk pemerintah) dan diajak murtad (istilah mereka untuk yang berbalik mendukung pemerintah). 

Munir mengaku melakukan banyak hal melalui kegemarannya dengan dunia digital.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Curhatan Istri Dekan UNRI Soal Pelecehan Seksual Hingga Isu Tommy Soeharto Sponsor Reuni 212

"Kita melakukan cyber crime. Kalau istilah kita Cyber Fai (mengambil harta orang yang dianggap kafir)," paparnya. 

"Nyolong dong," sahut Ganjar Pranowo.

"Iya, tapi kalau Cyber Fai itu mengambil harta orang kafir gak masalah. Kita membuat scamming, carding," tambahnya. 

Dengan melakukan kegiatan tersebut, dana yang diperoleh hingga miliaran.

"Paling sedikit sekali aksi 15-16 juta, dan kita lakukan dari 2012-2016," jelasnya.

"Saya juga main cripto, forrex. Dari uang yang dihasilkan kita juga membuat travel agent bahkan membuat e-commerce sampai ke ebay menjual bendera hitam," akunya. 

Baca Juga: Diproduseri Virgoun, Ini Lirik Lagu Bahagia Tanpa Jeda dari Aminda

"Duit yang saya dapatkan, kemudian saya setorkan ke Bahrun Naim. Berapa pun yang dihasilkan saya transfer," lanjutnya. 

Saat ditanya bagaiman proses transfernya hingga tak terdeteksi, Munir mengaku menggunakan banyak rekening. 

"Transfer melalui bank yang bermacam-macam. Hanya saja, kita beli rekening hantu-hantu. Kita dapat buku tabungan, ATM, dan no SIM card buat e-banking. Belinya di internet dan kebanyakan bank pemerintah," jelasnya.

Munir juga mengakui awalnya rencana dana yang dihasilkan untuk membantu keluarga para teroris yang tertangkap.

"Bukan khusus untuk aksi di Solo saja," jelas Munir.

Baca Juga: Roehana Koeddoes, Perempuan Wartawan Pertama Indonesia yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Awalnya pada Januari 2016 saat tragedi di Thamrin, banyak teroris tertangkap dan keluarganya terlantar. 

"Sehingga kita membuat aksi dalam sel-sel kecil agar tak mudah diketahui," tutupnya. *** 

 

Editor: Tining Syamsuriah

Tags

Terkini

Terpopuler