Di Tengah Isu Patung Hilang, di Kota Semarang Justru Berdiri Patung ke-4 Soekarno

2 Oktober 2021, 10:08 WIB
Kota Semarang Punya 4 Patung Bung Karno, Tertinggi 18,5 Meter di Polder Stasiun Tawang Diresmikan Megawati /Foto: Dok. PT KAI/

SEPUTARTANGSEL.COM - Di tengah polemik soal hilangnya patung-patung tokoh bangsa dari Markas Kostrad, Kota Semarang justru dapat tambahan patung baru.

Patung-patung yang hilang dari Museum Darma Bhakti Kostrad itu dipersoalkan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Gatot bahkan menyebutnya sebagai indikasi bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) telah menyusup ke tubuh TNI.

Baca Juga: Fadli Zon Pamer 4 Patung Pahlawan, Netizen: Kita Sudah Terlalu Lama Dibodohi Sejarah

Sinyalemen ini kemudian dibantah oleh Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman dan sejumlah tokoh lain.

Di Semarang, sebuah patung tokoh bangsa baru saja didirikan. Patung ini menampilkan sosok proklamator Ir. Soekarno.

Tidak tanggung-tanggung, dengan tambahan patung terbaru ini, Kota Semarang kini memiliki empat patung Bung Karno yang berdiri di seantero Kota Lumpia ini.

Empat patung Bung Karno berdiri dengan balutan taman kota, serta satu patung sebagai penanda sebagai Jalan Protokoler yakni Jalan Soekarno-Hatta Kota Semarang.

Empat patung Bung Karno ada di Taman S. Parman dibangun tahun 2012, Taman Median Jalan Soekarno Hatta dibangun tahun 2015, Taman Flyover Kalibanteng dibangun tahun 2018.

Serta yang terbaru ada di Taman Polder Stasiun Tawang Kota Lama Semarang, yang diresmikan oleh Megawati Soekarno Putri, Rabu 29 September 2021.

Baca Juga: Kostrad Tolak Pernyataan Gatot Nurmantyo yang Sebut Hilangkan Patung dan Disusupi PKI

Keberadaan patung Bung Karno di Taman Polder Stasiun Tawang Kota Lama menjadi istimewa, selain diresmikan oleh anaknya, juga punya arti falsafah profil tersendiri dari bentuknya.

Patung Bung Karno itu punya tinggi 14 meter, namun jika dengan alas patung maka tingginya mencapai 18,5 meter.

Alas patung berbentuk segi 8 dan memiliki tinggi 4,5 meter. Hal tersebut merupakan simbolisasi bulan dan tahun kemerdekaan Republik Indonesia yaitu bulan Agustus tahun 1945.

Dikutip SeputarTangsel.Com dari Portal Jepara, Pematung Bung Karno, Ketut Winata dalam keterangan deskripsi patung menjabarkan falsafah profil dari patung tersebut.

Patung Bung Karno yang berdiri dikelilingi taman air itu digambarkan saat usia 52 tahun, ketika berkunjung ke Semarang pada 20 Mei 1953 meresmikan ikon Kota Semarang yakni Tugu Muda.

Posisi tersebut digambarkan Bung Karno adalah sosok seorang pemimpin yang gagah dan anggun.

Baca Juga: Gatot Sebut 3 Patung Hilang di Markas Kostrad Tanda PKI Susupi TNI, Rocky Gerung: Pangkostrad Dekat PDIP

Patung Bung Karno juga berdiri dalam posisi berdiri tegak dengan tangan kanan menunjuk ke atas dan tangan kiri memegang tongkat komando.

Hal tersebut menggambarkan Bung Karno sebagai pemimpin bangsa yang memilikin tujuan untuk menggapai cita-cita kemajuan, kemakmuran bangsa dan rakyat Indonesia.

Pembuatan patung tersebut juga berkaitan erat dengan momentum pidato Soekarno di Semarang pada 29 Juli 1956.

Patung tersebut terbuat dari plat tembaga dan kuningan dengan waktu pengerjaan dilakukan selama 10 bulan, dari 26 Juni 2020 sampai 19 April 2021.

Dalam peresmiannya, Megawati Soekarno Putri mengatakan, dirinya sebagai salah satu ahli waris dari keluarga besar Bung Karno mengaku bangga dan berterima kasih kepada seluruh pihak dengan dibuatnya patung Ir. Soekarno.

“Saya ucapkan bismillahirahmanirahim peresmian patung Soekarno di Polder Stasiun Semarang Tawang resmi dibuka,” ucap Megawati Soekarno Putri, dalam peresmian secara daring.

Baca Juga: Pemprov DKI Siapkan Dana Rp800 Juta untuk Bangun Patung Sepeda, Emil Salim: Mengapa Tidak Utamakan Pendidikan?

Komisaris Utama KAI Said Aqil Siradj mengatakan, hadirnya patung ini sebagai bukti bahwa KAI peduli dan selalu bersinergi dengan seluruh stakeholder dan masyarakat pengguna kereta api.

“Hadirnya patung Ir. Soekarno ini diharapkan akan memberikan dampak positif serta memberikan nilai tambah barokah serta kontribusi positif bagi pembangunan kota tua sebagai kebanggaan pariwisata kota Semarang dan menambah ikon kota Semarang,” kata Said Aqil.

Sementara, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan patung Bung Karno di polder Stasiun Tawang Semarang menjadi simbol semangat anak muda untuk berpikir ideologis dan kebangsaan.

"Patung ini kita harapkan menjadi semangat anak muda untuk berpikir ideologi, berpikir kebangsaan, dan bagaimana seorang pemimpin yang mau merasakan penderitaan rakyatnya, untuk itu tokoh Soekarno sangat luar biasa," kata Ganjar.

"Sekaligus beliau berani menantang dunia sehingga hampir seluruh pidato-pidatonya, speech-nya di dunia internasional selalu membikin orang terbelalak, ternganga, dan respek betul karena kecerdasan beliau," tambahnya.

Ganjar menambahkan, keberadaan patung Soekarno setinggi itu juga memberikan satu nilai estetika bersejarah dengan lanskap Stasiun Tawang dan Kota Lama Semarang.

Baca Juga: Ada Patung Yuri Gagarin di Taman Kota Mataram yang Mulai Dibuka Hari Ini

Artikel ini telah tayang di Portal Jepara dengan judul: "Kota Semarang Punya 4 Patung Bung Karno, Tertinggi 18,5 Meter di Polder Stasiun Tawang Diresmikan Megawati"

Hal itu juga mengingatkan bagaimana perjalanan sejarah Republik Indonesia dengan perkeretaapian di Indonesia.

"Ini tidak lepas dari peran PT KAI yang membangun itu, seniman dari Bali Ketut Winata yang sudah mengukir sangat bagus. Sampai Bu Mega tadi cerita bagaimana sejarah perkeretaapian dicuplik dari pidato Bung Karno. Itu sebuah cerita yang menunjukkan bagaimana pemahaman Bu Megawati pada sejarah perjuangan bangsa sampai sejarah perjuangan kereta api," katanya.

Dalam sambutannya, Megawati Soekarnoputri memang menceritakan sejarah awal kemerdekaan, tepatnya di bulan Juni 1946.

Waktu itu pemerintahan Republik Indonesia harus dipindah ke Yogyakarta. Jawatan kereta api yang dulu bernama TNKA atau PJKA tersebut menyediakan dua kereta sekaligus untuk membawa pemerintahan dari Jakarta ke Yogyakarta.

Megawati juga mengutip pidato Bung Karno yang berupa pantun.

"Ada satu pidato khusus dari Bung Karno tentang revolusi dan kereta api. Bunyinya 'Siapa bilang saya dari Tegal, saya dari Majalengka. Siapa bilang revolusi kita gagal sebab kita punya TNKA (PJKA)," kata Megawati. *** (Ambar Adi Winarso/Portal Jepara)

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler