Gatot Nurmantyo Sebut TNI Disusupi PKI, Fadli Zon: Ada yang Ingin Hapus Sejarah

28 September 2021, 16:06 WIB
Fadli Zon tanggapi pernyataan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo terkait TNI yang telah disusupi komunis dengan hilangnya 3 patung bersejarah di museum Kostrad /Foto: Antara/Bagus Ahmad Rizaldi./

 

SEPUTARTANGSEL.COM - Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon menanggapi pernyataan Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo yang menyatakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) disusupi komunis.

Melalui akun Twitter pribadinya @fadlizon, anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra tersebut menanggapi pernyataan Gatot Nurmantyo.

Menurut Fadli Zon, hilangnya barang di museum itu menjadi pertanda ada yang ingin membelokkan sejarah atau menghapus sejarah.

Fadli Zon mengkhawatirkan apabila pernyataan tersebut betul, maka ini menjadi tanda bahaya.

Baca Juga: Tanggapi Giring yang Sebut Anies Baswedan Pembohong, Pasha Ungu: Politik itu Bukan Taman Bermain

"Ada yg ingin membelokkan sejarah atau menghapus sejarah," tulis Fadli Zon di akun Twitter-nya.

"Kalau benar yg dikatakan Jenderal Gatot, ini adalah tanda bahaya," ujar Fadli Zon.

Isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) selalu menjadi bahan perbincangan menjelang peringatan G30S/PKI.

Gatot Nurmantyo yang merupakan mantan Panglima TNI kembali menyinggung dugaan bangkitnya kembali komunisme di Indonesia.

Baca Juga: Klasemen Liga Inggris Pekan Keenam: Ditahan Imbang Brentford, Liverpool Tetap Pimpin Klasemen

Bahkan Gatot mengungkap salah satu bukti dengan hilangnya tiga patung atau diorama penumpas PKIdi museum Kostrad, Jakarta.

Gatot Nurmantyo juga meyakini ada indikasi upaya menghilangkan sejarah bagaimana para pemimpin saat itu melawan pemberontakan PKI.

Menurut Gatot Nurmantyo diorama atau patung yang hilang dari Markas Kostrad adalah penggambaran ketika Pangkostrad saat itu Mayjen Soeharto memerintahkan Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo untuk menumpas PKI.

Baca Juga: 4 Warga Cibubur Korban Penusukan Geng Motor Saat sedang Nongkrong

Pada patung itu terlihat Mayjen Soeharto berdiri di hadapan Sarwo Edhie lalu di sebelahnya ada Jenderal AH Nasution yang duduk sambil memegang tongkat. ***

 

Editor: Tining Syamsuriah

Tags

Terkini

Terpopuler