Ramalan Warisan Utang Negara Capai Rp9,8 T di Era Jokowi, Roy Suryo: Jika Ada 3 Periode Bisa Capai Rp11 T

28 Agustus 2021, 12:07 WIB
Pakar telematika Roy Suryo mengomentari ramalan utang di Era Jokowi yang mencapai Rp9,8 triliun pada Oktober 2024 mendatang. /Twitter @KRMTRoySuryo2/

SEPUTARTANGSEL.COM - Lembaga riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memprediksikan pemerintah akan meninggalkan warisan utang kepada rakyat hingga mencapai Rp9.800 triliun.

Polemik ramalan utang negara pada era pemerintahan presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kian membengkak itu lantas mengundang pakar telematika Roy Suryo untuk ikut memberikan tanggapan.

Melalui cuitan akun Twitter pribadinya @KRMTRoySuryo2 pada Jumat, 27 Agustus 2021, Roy Suryo menyoroti prediksi utang negara yang akan menyentuh Rp9.800 triliun pada periode Oktober 2024 mendatang.

Baca Juga: Nama Ustadz Abdul Somad Diseret Usai Ditangkapnya M Kece, Tifatul Sembiring: Jangan Cari Ribut!

"Coba lihat hitung2an diatas, Kalau Okt 2024 saja diperkirakan sdh mencapai 9.800 Trilyun," kata Roy Suryo, seperti dikutip SeputarTangsel.Com dari cuitannya, Sabtu, 28 Agustus 2021.

Roy Suryo pun menilai jika wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode benar terealisasikan, maka utang di era Jokowi akan mencapai Rp11 triliun.

Dirinya pun menyinggung angka fantastis itu sama seperti yang pernah dipublikasikan dalam situs resmi Sekretariat Kabinet.

"Jika jadi ada "Perpanjangan Waktu" bisa2 akan benar2 kejadian mencapai "Angka Legendaris" spt yg pernah ditulis resmi Situs Setkab 11.000 Trilyun ini," tutur Roy Suryo.

Baca Juga: Bek Manchester City Benjamin Mendy Ditahan, Diduga Terlibat Pemerkosaan 3 Perempuan

Menurut Roy Suryo, tentu polemik Rp11 triliun yang disebut-sebut berada di kantong mantan Wali Kota Solo itu tak lagi sekedar menjadi kabar hoaks.

"Bisa LUNAS & Bukan HoaX lagi. AMBYAR," ujar Roy Suryo.

Seperti dikutip dari laman resmi IDEAS, lembaga riset itu menyoroti jika besarnya pengeluaran dana yang harus digelontorkan oleh pemerintah untuk membiayai penanganan Covid-19, pada kenyataannya tidak bertransformasi besar terhadap pemulihan kesehatan.

Hal ini ditandai dengan situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air yang dinilai belum terkendali dengan baik hingga sektor ekonomi yang semakin masif.

Baca Juga: Bek Manchester City Benjamin Mendy Ditahan, Diduga Terlibat Pemerkosaan 3 Perempuan

"Atas nama stimulus untuk melawan pandemi, stok utang pemerintah melonjak drastis," bunyi narasi dalam tulisan di laman resmi IDEAS bertajuk 'Melambung Utang Di Tengah Pandemi'.

Dalam riset itu disebutkan bahwa utang pemerintah kian mengalami pelonjakan di akhir Juni 2021 yang mencapai Rp6.500 triliun.

Bila dibandingkan dengan posisi pandemi Covid-19, pada periode Maret 2020, utang pemerintah berkisar Rp5000 triliun.

"Dalam 1,5 tahun sejak pandemi, Januari 2020 – Juni 2021, stok utang bulanan pemerintah rata-rata bertambah Rp 102,2 triliun, melonjak 3 kali lipat," ujar lembaga riset Institute for Demographic and Poverty Studies dalam keterangan.

Baca Juga: Kata Koruptor Terlalu Halus, Quraish Shihab: Itu Pencuri, Mereka Tidak Punya Malu

IDEAS mengatakan bahwa pada periode pertama di era pemerintahan Jokowi, ditemukan adanya kenaikan stok utang pemerintah, yaitu bertambah sebesar Rp2,155 triliun.

Kemudian, pada putaran periode ke-2 Jokowi, stok utang pemerintah diramalkan akan semakin meningkat, yaitu Rp5.043 triliun.

"Kenaikan stok utang pemerintah era Presiden Jokowi ini menjadi sangat luar biasa bila melihat di periode ke-2 Presiden SBY (Oktober 2009-Oktober 2014) stok utang pemerintah 'hanya' bertambah Rp999 triliun," kata IDEAS.

Kendati demikian, IDEAS memperkirakan jika stok utang pemerintah akan terus mengalami pelonjakan, yaitu Rp 9.800 triliun pada Oktober 2024 mendatang.

Baca Juga: Warga Banten, Ini Jadwal Vaksin Pfizer Gratis di Tangerang, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

Di sisi lain, cuitan Roy Suryo terkait membengkaknya utang pemerintah itu telah mendapatkan komentar dari sejumlah netizen.

"Pertanyaan nya kondisi ugal2an begini kok tdk ada yg mampu untuk menghentikan trus fungsi Dewan yg terhormat sbg kontrol atas Pemerintah emang sdh nga ada, kebodohan yg wajib diakhiri," tulis @RianRD3.

"Teori Perhutangan:  semakin dipercya kreditur, semakin banyak hutang.
Teori Perlunasan: semakin banyak hutang, semakin membebani ahli waris.
Teori Tiga Periode: hutang infrastruktur, ibu kota baru, dan pandemi, diperlukan grace period slma 5 th. Ambyaaar," tulis @pramukhtiko.

Baca Juga: Masyarakat Berdesakan Antre Vaksin, Dokter Eva: Evaluasi Penggunaan Syarat Sertifikat Vaksinasi

"Jangan jangan yg 11.000 T itu, bukan uang, tapi Hutang. Jadi ingat dl ada kejadian salah ketik.. soalnya Sampe sekarang uangnya mana ya," tulis @Kiemdifa.***

Editor: Muhammad Hafid

Tags

Terkini

Terpopuler