SEPUTARTANGSEL.COM - Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon memberikan kritik keras kepada pemerintah, khususnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.
Kritik itu dia lemparkan dalam bentuk sindiran terkait kerumunan akibat meledaknya jumlah pengunjung di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang berpotensi menjadi klaster baru Covid-19.
Fadli Zon menilai Indonesia sebagai sebagai negeri bingung. Pasalnya, sejumlah kebijakan pemerintah saat ini dianggapnya sebagai sebuah paradoks.
"Ada menteri yg himbau masyarakat belanja termasuk baju baru. Ada masyarakat belanja di pasar n mal hingga timbul kerumunan. Ada yg bubarkan kerumunan. #sirkusnegeribingung," kata Fadli Zon, dikutip Seputartangsel.com dari akun Twitter @fadlizon pada hari Senin, 5 Mei 2021.
Menanggapi cuitan Fadli tersebut, netizen pun ramai-ramai memberikan opininya.
"Tinggal di negeri ini, kita enggak akan pernah kehabisan melihat komedi. Rakyatnya lucu-lucu, pemimpinnya apalagi. Saking lucunya, kadang saya ketawa sampai menangis. Ketawanya udahan, eh nangisnya keterusan berakhir dengan EMOSI melihat KEDUNGUAN yg dipertontonkan Pejabat," kata akun @Anastymedan.
Baca Juga: Kasus Rapid Test Antigen Bekas, Menko PMK: Tak Bisa Ditoleransi, Manajemen Limbah Medis Harus Ketat
"Tatakelola negara bener bener harus di ganti di 2024.mulai lagi dari nol.ini sih sudah bener bener berantakan," tulis akun @demaggogi.
"Disuruh belanja tapi banyak yg belanja dibubarkan... rakyat gak boleh mudik tapi ada pesawat masuk dari wuhan dibiarkan... rakyat gak boleh mudik tapi tempat wisata dibuka lebar... rakyat gak boleh berkerumun tapi pak Lurah ngajarin berkerumun," ujar akun @Hasbi48186605.
Sebelumnya, jumlah pengunjung di Pasar Tanah Abang melonjak secara signifikasn pada Sabtu, 1 Mei 2021 lalu.
Baca Juga: Cara Mudah Meraih Lailatul Qadar di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan
Menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, jumlah pengunjung pada hari itu mencapai 87 ribu orang.
Jumlah tersebut 52 ribu lebih banyak dari hari-hari biasanya yang hanya mencapai 35 ribu orang.
Meski begitu, Anies enggan berspekulasi terkait penyebab terjadinya lonjakan tersebut.***