Teddy Gusnaidi Sebut Penceramah Barbar Sengaja Dipertahankan Penguasa Demi Investasi Politik, Kok Bisa?

19 April 2021, 19:48 WIB
Teddy Gusnaidi.* //instagram.com/@teddygusnaidi

SEPUTARTANGSEL.COM - Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi mengatakan, para penceramah yang barbar terus dibiarkan oleh para penguasa.

Padahal menurutnya, penceramah yang barbar bisa dikenakan sanksi secara hukum.

"Kenapa para penceramah barbar terus dibiarkan penguasa? Padahal ini mudah & secara hukum sudah layak dieksekusi," kata Teddy, dikutip Seputartangsel.com dari akun Twitter @TeddyGusnaidi pada hari Senin, 19 April 2021.

Baca Juga: UPDATE 19 APRIL: Data Covid-19 Indonesia, Tambahan Kasus 4.952 Menjadikan Total Terkonfirmasi 1.609.300

Baca Juga: UPDATE 19 APRIL: Data Covid-19 Tangerang Selatan, Positif 10.642 Orang, Kasus Sembuh 9.705 dan Meninggal 380

Teddy menilai, pembiaran tersebut memang sengaja dilakukan oleh para penguasa sebagai investasi politik di masa depan.

Dia menyebutkan, para pendukung penceramah tersebut dapat digunakan sebagai 'alat' untuk meraih kemenangan dalam berbagai kontestasi politik seperti pemilihan kepala daerah (Pilkada), pemilihan legislatif (Pileg), bahkan pemilihan presiden (Pilpres).

"Ya karena mereka memikirkan investasi politik kedepan, takut nanti suara pendukung penceramah barbar tdk memilih mereka baik utk Pilkada, Pileg maupun Pilpres," ujarnya.

Baca Juga: Soal Kontroversi Jozeph Paul Zhang, Ini Pesan Wakil Menteri Agama

Baca Juga: Mabes TNI Tegaskan Vaksin Nusantara Bukan Program Mereka, Tetapi…

Cuitan Teddy pun banyak dikomentari oleh netizen. Sebagian besar mereka mengaku setuju dengan pernyataan tersebut.

"Ini baru tepat nih...
Mereka sengaja dipiara untuk investasi politik," tulis akun @monasammy.

"Saling tunggang menunggangi," kata akun @KinandLarasati.

Baca Juga: Joseph Paul Zhang, Penista Agama Yang Mengaku Nabi ke-26 Diburu Polisi

Baca Juga: Menaker Ida Fauziyah Terbitkan Surat Edaran Pembatasan Mudik Bagi Pekerja Swasta dan PMI

"Nah yg ini Setuju," ujar akun @DRukhiyat.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler