Usai Diterjang Seroja, Muncul Banyak Mata Air Baru Yang Membentuk Danau

19 April 2021, 06:22 WIB
Henri Lasa, warga Sikumana menunjuk lokasi lahan pertanian warga yang menjadi danau setelah badai Seroja. /Sumber: Antara/ Benny Jahang/

 

 

SEPUTARTANGSEL.COM – Badai siklon tropis Seroja yang melanda Provinsi Nusa Tenggara Timur dan menewaskan puluhan orang menampakkan gejala alam baru.

Di salah satu tempat bencana muncul mata air baru hingga membentuk danau. Saat ini, danau sudah mencapai dua hektar di RT14/016 Kelurahan Sikumana Kecamatan Maulafa Kota Kupang.

Warga Kelurahan Sikumana Henrik Lasa menuturkan,“Danau ini terbentuk saat badai siklon tropis Seroja melanda daerah ini. Pada Senin pagi kami melihat air semakin meluas dan menggenangi seluruh lahan pertanian milik petani. Luasan genangan air semakin meluas.”

Baca Juga: Jalur Gaza Mencatat Kematian Harian Tertinggi Covid-19 Yang Pernah Ada

Baca Juga: Peleburan Kementerian Diharapkan DPR Tak Hambat Vaksin Merah Putih

Dia menjelaskan lahan yang telah terbentuk menjadi danau adalah lahan palawija milik warga. Seluruh tanaman pertanian, seperti kacang, buncis, dan kelapa yang siap panen tenggelam.

Dia baru mengalami fenomena alam yang ditunjukkan saat ini. Padahal sudah puluhan tahun berada di desa.

“Kejadian ini baru pertama kami terjadi sehingga kami sangat khawatir akan munculnya bencana baru karena ketinggian air terus bertambah,” ujar Henri Lasa dengan khawatir.

Baca Juga: Legenda Animasi Hanna-Barbera Diabadikan di Studio WarnerMedia

Baca Juga: Sejarah Lambang dan Bendera Partai Demokrat, Simak Penjelasan Steven Rumangkang

Sejak badai Seroja, belasan sumber air muncul di sekitar danau sehingga ketinggiannya terus bertambah. Warga khawatir hal tersebut berdampak luas. Apalagi diketahui, sumber mata air juga muncul di sekitar rumah penduduk.

“Kami sudah tidak bisa masak dalam dapur karena air muncul dalam rumah sejak danau ini terbentuk. Bahkan, di depan rumah kami juga muncul sumber mata air baru,” ujar Batz Sabebeno, seorang warga lain.

Sebelumnya, sumber air juga muncul di wilayah timbunan longsor di Desa Tunbaun Kupang. Hal tersebut terjadi sekitar 50 meter dari pemukiman warga.

Baca Juga: Menaker Minta BPJS Kesehatan Percepat Integrasi Data Kepesertaan Jaminan Kehilangan Pekerjaan

Baca Juga: Pers Adalah Pilar Demokrasi Paling Sehat Kata Menko Polhukam

Dikutip dari Antara, warga sekitar dilarang mendekati reruntuhan. Apalagi di tepat tersebut tanah terus bergerak sehingga dikhawatirkan terjadi bencana susulan.

“Ketika warga mendatangi lokasi longsoran untuk melihat harta benda mereka yang masih bisa diselamatkan melihat ada muncul air yang besar dari lokasi longsoran,” ujar Camat Amarasi Barat Kornelis Nenoharan.***

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler