Andi Mallarangeng Beri Isyarat Jokowi Terlibat dalam Kudeta Demokrat, Refly Harun Bawa-bawa Bobby dan Gibran

7 Februari 2021, 17:46 WIB
Kolase foto Jokowi, Bobby Nasution dan Gibran Rakabuming Raka /

SEPUTARTANGSEL.COM - Salah satu Politikus dari Partai Demokrat, Andi Mallarangeng menyebut bahwa gerakan kudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Partai Demokrat yang diduga dilakukan oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sudah disetujui oleh berbagai pihak.

Di antaranya yaitu 'Pak Lurah' dan sejumlah menteri di lingkungan Istana, termasuk Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Adapun yang dimaksud dengan 'Pak Lurah' oleh Andi, yakni Pimpinan para menteri atau mengacu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Duga Habib Rizieq Terlibat ISIS, Luqman Hakim: Manusia Indonesia Mudah Dikibuli dengan Kebohongan

Baca Juga: Benarkah Suntikan Pertama Vaksin Ke Penyintas Covid-19 Lebih Efektif Dibanding yang Belum Pernah Terpapar?

Terkait isu ini, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengatakan bahwa gerakan untuk merebut kepemimpinan partai di Indonesia sudah biasa.

"Karena kepemimpinan partai itu biasa berganti. Kalau kita lihat partai-partai yang berada di parliamentary threshold, yang lolos parliamentary threshold, partai mana yang tidak mengalami gejolak kepemimpinannya? Semua mengalami gejolak ya," kata Refly seperti dikutip Seputartangsel.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Sabtu, 6 Januari 2021.

Oleh karena itu, menurut Refly apa yang terjadi dengan Partai Demokrat hari ini adalah hal yang sudah biasa.

Baca Juga: Curah Hujan Tinggi, BMKG Rilis Daftar Wilayah yang Berisiko Terkena Banjir di DKI Jakarta, Begini Detailnya

Baca Juga: Moeldoko Mau Kudeta Demokrat, SBY, Prabowo Subianto, dan Wiranto Dibawa-bawa oleh Musni Umar

Secara lebih lanjut, Refly mengatakan bahwa dirinya percaya tentang adanya upaya untuk pengambilalihan paksa Partai Demokrat.

Pasalnya, saat ini beberapa 'wadah' partai politik di lingkaran Istana masing-masing sudah ada yang menempati.

Sementara itu, posisi Moeldoko yang berasal dari non partai belum cukup kuat untuk masuk ke dalam bursa pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Baca Juga: Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo Temukan Pompa Tidak Berfungsi Saat Inspeksi Banjir Semarang

Baca Juga: Laut Natuna Utara Belum Selesai, Kini China Mengklaim Perairan di Senkaku Jepang

"Jadi tidak heran kalau seandainya ada keinginan untuk misalnya melakukan mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat. Kalau Moeldoko menjadi ketua umum Partai Demokrat, maka lingkar Istana akan menjadi sesak dengan calon-calon. Kepemimpinan Partai Demokrat otomatis akan mendongkrak elektabilitas Moeldoko sebagai calon presiden dan mematikan AHY," ujar Refly.

Kemudian, Refly menduga bahwa Jokowi juga memiliki kepentingan dalam isu kudeta Partai Demokrat.

Hal ini berkaitan dengan keluarganya, Bobby Nasution dan Gibran Rakabuming Raka.

Baca Juga: Memanas, Joe Biden Diberi Waktu 2 Minggu, Ini Ancaman Iran ke AS jika Tak Selesaikan Perjanjian

Baca Juga: Yuk, Ketahui Pelanggaran Apa Saja yang Terdeteksi di Kamera ETLE

"Bisa jadi kalau tampuk kepemimpinan di bawah Moeldoko, jangan-jangan bisa jadi pasca 2024 justru Jokowi nemplok juga di Partai Demokrat misalnya sebagai ketua dewan pembina dan akhirnya akan membawa gerbong Bobby Nasution, Gibran kepada partai yang baru ini yang barangkali lebih welcoming, lebih mau menerima sosok seperti Presiden Jokowi dengan trah keluarganya," tuturnya.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler