Ilmuwan AS Uji Suntik Vaksin Booster Khusus Omicron pada Kera, Hasilnya Mengejutkan

- 5 Februari 2022, 22:21 WIB
Ilmuwan Amerika Serikat (AS) menguji suntik Vaksin Booster khusus Omicron pada kera. Hasilnya mengejutkan.
Ilmuwan Amerika Serikat (AS) menguji suntik Vaksin Booster khusus Omicron pada kera. Hasilnya mengejutkan. /Foto: Pixabay.com/TheOtherKev/

SEPUTARTANGSEL.COM - Sejumlah ilmuwan dari Amerika Serikat (AS) melakukan penelitian yang bombastis. Mereka menyuntikkan vaksin pada hewan jenis kera.

Tak tanggung-tanggung, vaksin Covid-19 jenis Moderna dan dan booster khusus Omicron disuntikkan kepada kera.

Ilmuwan Amerika Serikat tersebut menyuntikkan vaksin kepada hewan jenis primata untuk menguji berbagai aspek respons imun tubuh mereka.

Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Vaksin Dosis Booster di Tangerang Selatan, Segera Daftar Gratis!

Hasilnya, vaksin Moderna dan booster khusus Omicron tidak menunjukkan adanya perbedaan perlindungan yang siginifikan.

Situasi tersebut membuat para ilmuwan mengindikasikan bahwa booster khusus Omicron mungkin tidak diperlukan.

Penelitian penyuntikan vaksin melibatkan kera-kera yang sudah disuntik vaksin Moderna dua kali dan menerima booster pada bulan ke sembilan atau vaksin khusus varian Omicron.

Baca Juga: Genjot Pemberian Vaksin Booster, Tambah Satu Kombinasi Vaksinasi AstraZeneca dengan Booster Pfiser

"Ini kabar yang sangat, sangat bagus. Itu artinya kita tidak perlu merancang ulang vaksin untuk membuatnya menjadi vaksin khusus Omicron," ujar Peneliti Vaksin di Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular, Daniel Douek dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Sabtu 5 Februari 2022.

Pneliti menemukan kedua booster menghasilkan peningkatan respons antibodi penetralisir yang sebanding dan signifikan terhadap semua varian, termasuk Omicron.

Douek mengaku bahwa vaksin asli dan vaksin khusus Omicron mempunyai "reaksi silang". Artinya, mereka mengenali banyak varian yang berbeda.

Baca Juga: Sebuah Penelitian Ungkap Tiga Vaksin Covid-19 yang Tidak Memerlukan Booster Selama 8 Bulan

Peneliti lainnya, Profesor Mikrobiologi dan Imunologi di Weill Cornell Medical College, Dr. John Moore menyatakan, hasil penelitian pada kera secara umum cukup prediktif.

"Data pada kera secara umum cukup prediktif, tetapi anda akan memerlukan data manusia. Mari kita lihat apa yang ditunjukan data manusia," kata Moore.

Satu keuntungan utama pada studi kera adalah para ilmuwan dapat meningkatkan imun pada hewan tersebut.

Baca Juga: Izin Ivermectin Sebatas Penelitian Uji Klinis, Epidemiolog UI: Jangan Nekat Dipakai untuk Covid-19

Dan kemudian menginfeksi mereka dengan virus yang selanjutnya mengukur respons imun.

"Satu hal yang tidak dapat dilakukan pada uji coba manusia," ucapnya.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah