Ini Pesan Dokter Saat Vaksinasi Covid-19 Anak, Jangan Paksa Anak Berlebihan, Buat Serileks Mungkin

- 23 Januari 2022, 22:52 WIB
Binda NTT Kembali Gelar Vaksinasi Anak di Kota Kupang, Target 2.000 Dosis
Binda NTT Kembali Gelar Vaksinasi Anak di Kota Kupang, Target 2.000 Dosis /YB/OkeNTT

SEPUTARTANGSEL.COM- Bagi anak-anak tak semua mudah menerima vaksin Covid-19. 

Seringkali ada 'drama' sebelum dilakukan penyuntikan. Hal ini harus menjadi perhatian tersendiri bagi orang tua maupun vaksinator. 

Dokter spesialis anak, K.S Denta melalui akunnya @sdenta mengingatkan kepada para orang tua agar memperhatikan hal-hal terkait KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). 

Dokter Denta mengingatkan agar orang tua tak terlalu memaksa anak yang ketakutan saat akan divaksin. 

Baca Juga: Edy Mulyadi Caleg PKS Jalur Non Kader, Satu Dapil dengan Mantan Wakapolri, Cuma Dapat 7.416 Suara

"Kalo pas vaksinasi, usahakan serileks mungkin guys. Kalo liat ada yang nangis2 teriak2 ketakutan, jangan malah digujengi ditahan erat-erat, berlebihan," anjur dokter Denta. 

Ia menganjurkan agar orang tua dan vaksinator menunggu sampai anak santai.

"Ada KIPI yang gak berhubungan dengan konten vaksin, tapi lebih ke respon stresnya," ujar dokter Denta lagi. 

"Ada istilah kerennya, ISRR, alias Immunization Stress-Related Response. Cukup kompleks ini, berkaitan dengan ketahanan psikologis, faktor sosial kepercayaan, dan tentu saja faktor biologis dari seseorang," tambah dokter Denta. 

Ia juga mengingatkan bahwa respons stres setelah vaksinasi bisa menjadi pencetus efek domino yang berlanjut hingga memengaruhi kondisi fisik tubuh seseorang.

"Misal, dari ketakutan hebat berujung reaksi vasovagal (pingsan), hiperventilasi, sampai ke gejala neurologis disosiasi seperti kejang non epileptik," paparnya. 

Baca Juga: Kemal Palevi Tersinggung Pernyataan Edy Mulyadi: Saya Besar dan Lahir di Kalimantan

Yang namanya respons stres memang kompleks, tapi beberapa faktor biologis dan psikososial bisa dijadikan pegangan awal agar ISRR ini tidak terjadi.

"Yang jelas satu, jangan anggap remeh respon stres pasca vaksinasi ini," pesannya lagi.

ISRR ini pencetusnya bukan isi vaksinnya. Pencetusnya adalah ketakutan terhadap proses vaksinasi itu sendiri. 

Bisa karena takut jarumnya, takut sama dokternya, atau takut sama efek yang mungkin terjadi setelah vaksinasi.

Manifestasi dari ISRR ini juga macem2, seperti halnya respons stres pada umumnya.

"Mulai dari tangan dingin, keringetan, mual2, lemes, kesemutan, hiperventilasi, sampai pingsan. Terjadinya ya di sekitar waktu vaksinasi, bisa sesaat sebelum, atau sesaat sesudah divaksinasi," tambahnya lagi. 

Baca Juga: Daftar Pemenang Seoul Music Awards 2022, Ajang Penghargaan Musik Korea Selatan

ISRR sama seperti mayoritas KIPI, bisa ilang sendiri. Hanya perlu terapi suportif. Tapi jika memang kena banget ke kondisi mentalnya, bisa saja butuh pendampingan psikologis lebih lanjut.

"Tips biar gak ISRR, ya relaks. Nakes juga harus bisa membangun kepercayaan yg baik dengan penerima vaksin," ujarnya. ***

 

 

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini