5 Fakta Covid-19 Varian Delta Menurut Penelitian Terbaru, Ada Hubungannya Dengan Vaksinasi

1 Agustus 2021, 19:37 WIB
Ilustrasi Covid-19. China mengakui adanya gelombang baru varian Delta./pixabay/12222786 /

SEPUTARTANGSEL.COM - Virus corona sudah menjadi wabah berbahaya di dunia, dan telah memakan banyak korban jiwa di seluruh dunia.

Virus corona dikenal juga dengan nama Covid-19 yang kini masih menghantui seluruh dunia, terlebih virus ini sudah dapat bermutasi menjadi beberapa varian.

Khususnya Covid-19 varian Delta, yang digadang-gadang mampu menular dengan cepat dari pasien positif.

Baca Juga: Jokowi Tak Prediksi Munculnya Varian Delta, Alvin Lie: Pemerintah Kecolongan Ogah Tutup Gerbang Internasional

Covid-19 varian delta sudah ada di Indonesia, dan telah menular ke beberapa orang.

Di Indonesia pasien Positif Covid-19 melonjak akibat varian delta, sehingga banyak rumah sakit sudah kewalahan menangani begitu banyaknya pasien Covid-19 yang ada.

Ada beberapa fakta tentang virus Covid-19 varian delta yang telah di teliti oleh para peneliti.

Baca Juga: Covid-19 Varian Delta Disebut Menular Seperti Cacar, Begini Penjelasan CDC AS dan WHO

Apa saja fakta dari varian delta dan bagaimana hubungannya dengan vaksin.

Berikut fakta Covid-19 varian delta menurut penelitian terbaru, dilansir SeputarTangsel.Com dari Sciencenews pada 1 Agustus 2021.

1.Orang yang telah divaksinasi dapat terinfeksi Covid-19 varian delta, meski vaksinnya masih berfungsi.

Menurut penelitian yang dilaporkan pada 30 Juli 2021 kepada Morbidity and Mortality Weekly Report.

Baca Juga: Jokowi Perpanjang PPKM Darurat, Pandu Riono: Pengendalian Covid-19 Dikendurkan Meski Varian Delta Tersebar

Sekitar 350 orang dari total 470 orang yang diteliti telah tertular virus Covid-19 varian delta meski sudah divaksin penuh, berarti hampir 75 persen dari total.

2. Orang yang divaksinasi mungkin lebih mudah menularkan Covid-19 varian delta ke orang lain, tetapi ada peringatan besar untuk itu.

Dalam penelitian di Massachusetts, orang yang tidak divaksinasi maupun yang divaksinasi yang terinfeksi varian delta memiliki tingkat materi genetik virus Covid-19 yang serupa di hidung mereka.

Viral load yang meningkat itu dapat berarti bahwa orang yang divaksinasi mungkin lebih mudah menularkan delta daripada varian virus Covid-19 lainnya.

Namun menurut, Susan Butler-Wu, ahli mikrobiologi klinis di University of Southern California. Data ini “menjadi perhatian, tetapi ini bukan jawaban pasti tentang penularan” dari orang yang divaksinasi, katanya.

Baca Juga: Perawatan IGD RSU Jayapura Penuh Hingga ke Luar Gedung, Covid-19 Varian Delta Meluas di Indonesia Timur

3. Varian delta justru bisa membuat lebih orang sakit.

Tiga penelitian terbaru di Kanada, Singapura dan Skotlandia menunjukkan bahwa varian tersebut meningkatkan risiko rawat inap, penerimaan unit perawatan intensif, dan kematian.

Di Kanada, ahli epidemiologi Ashleigh Tuite di Sekolah Kesehatan Masyarakat Dalla Lana di Universitas Toronto menganalisis data dari provinsi Ontario untuk melihat apakah varian virus corona yang berbeda membuat orang lebih sakit.

Varian delta membawa 120 persen peningkatan risiko rawat inap, 287 persen peningkatan risiko masuk ICU dan 137 persen peningkatan risiko kematian, para peneliti melaporkan 12 Juli di medRxiv.org. “Dan itu di atas apa yang kita lihat dengan alpha,” kata Tuite.

Baca Juga: Beda dengan Moeldoko, Mahfud MD Sebut Ide Vaksin Berbayar Muncul Akibat Ledakan Covid-19 Varian Delta

Sedangkan penelitian di Singapura, mengklaim bahwa varian delta hampir dua kali lipat risiko pneumonia dibandingkan dengan strain sebelumnya dan membawa peningkatan risiko membutuhkan oksigen tambahan.

Ada bukti bahwa vaksin bekerja sedikit kurang baik terhadap varian delta daripada yang mereka lakukan terhadap strain sebelumnya. Namun, vaksinasi mengurangi risiko komplikasi serius ini.

4. Covid-19 varian delta jauh lebih menular daripada bentuk virus corona sebelumnya.

Orang yang tidak divaksinasi yang terinfeksi virus awal yang pertama kali muncul pada akhir tahun 2019 biasanya menularkan virus ke rata-rata dua hingga empat orang.

Baca Juga: Luhut Mengaku Varian Delta Tidak Terkendali, Susi Pudjiastuti: Katanya Terkendali

Namun, seseorang yang terinfeksi varian delta mungkin menularkan virus ke lima hingga 10 orang lainnya rata-rata.

Itu hampir setara dengan penularan cacar air, dokumen internal CDC pertama kali diperoleh dan diterbitkan oleh Washington Post.

5. Tindakan kesehatan masyarakat seperti vaksinasi dan masker tetap menjadi alat yang penting.

CDC merekomendasikan untuk kembali menggunakan masker, karena itu adalah salah satu alat paling efektif untuk mencegah infeksi.

Baca Juga: Covid-19 Varian Delta Menular Lebih Cepat, WHO Peringatkan Tetap Pakai Masker Meski Sudah Vaksinasi

Masker N95 efektif di semua situasi, tetapi masker bedah paling baik digunakan ketika konsentrasi virus di udara rendah, menurut perhitungan sekelompok peneliti internasional dalam studi Science 25 Juni.

Demikian beberapa fakta dari Covid-19 varian delta yang mudah menular ke semua orang, maka dari itu ikuti dan taati protokol kesehatan yang berlaku.***

Editor: Taufik Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler