SEPUTARTANGSEL.COM – Varian Delta virus Covid-19 yang pertama kali ditemukan di India memang menyebar lebih cepat.
Kementerian Kesehatan Indonesia menemukan kasus varian Delta virus Covid-19 paling banyak menginfeksi dibandingkan jenis baru lainnya.
Dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, virus jenis ini juga menyebar dengan cepat di Inggris. Sejak Mei 2021, varian Delta telah mendorong peningkatan 50 persen infeksi. Akibatnya, Perdana Menteri Ben Johnson menunda berakhirnya pembatasan.
Baca Juga: Dwayne Johnson : Setahun Pertama Pandemi Saya Melakukan Hal Aneh
Sebuah studi yang dilakukan oleh studi prevalensi besar yang dipimpin oleh Imperial College London memang menunjukkan, antara tanggal 20 Mei sampai 7 Juni ada kenaikan prevalensi sebesar 0,15 persen. Padahal sebelumnya, data April hingga awal Mei hanya 0,10 persen.
"Prevalensi meningkat secara eksponensial, didorong oleh usia yang lebih muda ... dan tampaknya berlipat ganda setiap 11 hari. Jelas, itu adalah berita buruk," Steven Riley, profesor dinamika penyakit menular, Imperial College London.
Penjelasan Riley tentang peningkatan secara eksponensial menunjukkan ancaman yang nyata pada populasi. Infeksi dapat terus berlanjut berkali-kali lipat jika tidak segera diatasi.
Baca Juga: Bocoran Tampilan Windows 11, Tampilannya Lebih Responsif dari Windows 10?
Berdasarkan hasil penelitian, Riley menyarankan percepatan vaksinasi Covid-19 untuk kelompok usia yang lebih muda untuk memperlambat penyebaran.