Baca Juga: Komnas HAM Sebut Pembunuhan Terhadap Pendeta Yeremia Zanambani Libatkan Oknum TNI
Hal itu muncul ketika terjadi eksekusi terhadap Ja’ad bin Dirham yang dipandang sebagai seorang zindiq.
Menurut Muhammad Sabit al-Fandi dalam Darrah al-Ma ‘arif al-Islamiyyah, apabila istilah yang dibawa ke dalam bahasa Arab itu zindy, maka artinya sama dengan tafsir atau takwil.
Dengan demikian, zindiq yang dimaksud di sini adalah tafsir atau takwil (pemaknaan) yang keluar dari batas-batas yang semestinya.
Baca Juga: Cerita Rizal Ramli, Luhut Bisikkan ke Jokowi Bahwa SBY Dalang Aksi 212 Gelontor Rp100 Miliar
Baca Juga: Pemeran Peter Parker di Film Spider-Man Digugat Cerai Sang Istri
Artinya, ada takwil yang tidak dapat diterima menurut prinsip-prinsip ajaran Islam, seperti apa yang dijelaskan dalam Alquran dan hadis.
Ahli sejarah dari Kairo, Abu Hasan Ali al-Mas’udi (wafat 345 H 956 M) mengatakan, istilah zindiq pada mulanya tertuju kepada pengikut-pengikut aliran Mazdak yang membuat penafsiran baru terhadap kitab suci Avesta (Zendavesta).
Mereka menakwilkan sendiri isi kitab suci tersebut yang sangat bertentangan dengan maksud yang sebenarnya.
Baca Juga: Boikot Produk Prancis Meluas di Turki, Erdogan Ditantang Tutup Pabrik Renault, Berani?
Baca Juga: Pemerintah Perpanjang Program Bantuan Sosial Tunai Gelombang Kedua Hingga Akhir 2020