Tujuh Pahlawan Nasional dari Kalangan Santri yang Perjuangkan Kemerdekaan RI

- 10 November 2020, 08:06 WIB
Logo Hari Pahlawan 10 November.
Logo Hari Pahlawan 10 November. /

SEPUTARTANGSEL.COM – Peran santri, ulama dan tokoh-tokoh agama dalam memperjuangkan kemerdekaan di masa lampau sangat besar.

Begitu pula di masa sesudah kemerdekaan. Sejarah mencatat peran kaum santri mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara sangatlah besar.

Pada masa penjajahan, kalangan pesantren ikut andil dalam berjuang melawan penjajah untuk meraih kemerdekaan.

Baca Juga: Kecepatan Kendaraan Menuju Bandara Soekarno Hatta Pagi Ini Nol Kilometer per Jam

Baca Juga: Kepulangan Habib Rizieq Diyakini Membawa Perubahan yang Baik Bagi Indonesia

Tak terhitung banyaknya pejuang dari kalangan santri dan para kiai yang gugur dalam membela tanah air.

Sebagian di antara mereka telah dianugerahi pemerintah, gelar pahlawan nasional. Namun, pahlawan tak dikenal, jauh lebih banyak lagi.

Peringatan Hari Pahlawan 10 November juga tak terlepas dari peran kalangan pesantren, yakni para Kiai dan santri-santrinya.

Baca Juga: Hari Pahlawan 10 November, Merobek Biru Bendera Belanda

Baca Juga: Tes PCR Sebelum Pulang ke Indonesia, FPI: Habib Rizieq Negatif Covid-19

Sejarah mencatat Resolusi Jihad yang diserukan oleh KH Hasyim Asy'ari menjadi dasar bagi perjuangan Bung Tomo dan arek-arek Suroboyo dalam perjuangan sengit di tanggal 10 November 1945.

Berikut rangkuman Seputartangsel.com dari berbagai sumber tentang sejumlah pahlawan dari kalangan pesantren yang mempunyai jasa besar bagi bangsa Indonesia:

Baca Juga: Hercules C-130 Milik TNI AU Dikabarkan Jatuh di Papua , Ternyata Hoaks

Baca Juga: Mahfud MD Minta Aparat Tidak Melakukan Tindakan Represif Kepada Penjemput Habib Rizieq

Hadratus Syekh KH. Hasyim Asyari

KH Hasyim Asy'ari
KH Hasyim Asy'ari

KH. Hasyim Asy'ari adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Pemerintah menetapkan beliau sebagai pahlawan nasional pada tanggal 17 November 1964.

Peran dan jasa KH Hasyim Asy'ari dalam melawan penjajah tak diragukan lagi. Beliau dikenal dengan Resolusi Jihadnya pada tanggal 22 Oktober 1945 yang menggerakkan perlawanan rakyat hingga meletus peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

KH Hasyim Asy'ari mendrikan pondok pesantren Tebu Ireng, Jombang, pada tahun 1899. Beliau sendiri pernah nyantri di Pesantren Wonokoyo di Probolinggo Langitan di Tuban, dan Pesantren Trenggilis di Semarang.

Baca Juga: Kata Pengamat, Partai Masyumi Bukan Ancaman Bagi Partai Islam Lainnya

Baca Juga: Mahfud MD: Habib Rizieq Pulang ke Indonesia Untuk Revolusi Akhlak, Itu Baik

KH. Ahmad Dahlan

KH Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan

KH Ahmad Dahlan adalah pahlawan nasional yang juga pendiri Muhammadiyah. Jasanya sangat besar dalam membangkitkan kesadaran umat Islam sebagai bangsa yang terjajah.

Dengan gagasannya mendirikan Muhammadiyah, ia ditetapkan pemerintah sebagai pahlawan nasional pada tahun 1961.

KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari sama-sama pernah berguru kepada KH Saleh Darat di Semarang.

Selain itu, KH Ahmad Dahlan juga nyantri kepada Syekh Mahfud al-Tarmasy, dan Syeh Ahmad Katib Minangkabau.

Baca Juga: Habib Rizieq Tiba di Jakarta Besok, Wakil Gubernur DKI: Kami Menghormati

Baca Juga: Sambut Habib Rizieq, Massa FPI dan Sejumlah Ormas di Jatim Siap Penuhi Bandara Soekarno Hatta

KH Zainul Arifin Pohan

KH Zainul Arifin Pohan (Kanan).
KH Zainul Arifin Pohan (Kanan).

KH Zainul Arifin Pohan pernah menjadi Perdana Menteri Indonesia, Ketua DPR-GR, dan salah satu pimpinan Nahdlatul Ulama.

Selain itu dia berjasa dalam pembentukan pasukan semi militer Hizbullah, menjadi badan pekerja komite nasional pusat dan pada tahun 1955, beliau mewakili DPR.

Berkat jasa-jasanya, pemerintah menetapkan dirinya sebagai pahlawan nasional pada tanggal 4 Maret 1963.

Beliau pernah menjadi santri di Pesantren Karay, Sumenep Madura dan juga nyantri kepada KH Muhammad Kholil Bangkalan, Madura.

Baca Juga: BTS dan Lady Gaga Raih Penghargaan Teratas di MTV Europe Music Awards

Baca Juga: Terkait Video Syur, Gisel Kemungkinan Akan Diperiksa Polisi

KH.Abdul Wahid Hasyim

KH Abdul Wahid Hasyim.
KH Abdul Wahid Hasyim.

KH. Abdul Wahid Hasyim adalah ayah dari Presiden ke-4 Indonesia, yaitu KH. Abdurahman Wahid (Gusdur), sekaligus putra dari pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari.

Beliau merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Selain itu, beliau adalah pendiri pondok pesantren Tebu Ireng. KH Abdul Wahid Hasyim juga mempelopori masuknya ilmu pengetahuan ke dunia pesantren.

Dari jasa-jasanya tersebut beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 17 November 1960.

Baca Juga: Breaking News: Habib Rizieq Bersiap Masuk ke Pesawat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab: Saya Bebas Pergi Kemana Saja Selama di Arab Saudi

KH. Zainal Mustafa

KH Zainal Mustafa
KH Zainal Mustafa

KH. Zainal Mustafa adalah sosok yang dikenal berani dalam melawan penjajah.

Karena sikap dan tindakannya yang berseberangan dengan kolonial Belanda, tak jarang Kiai yang lahir di Tasimalaya ini diminta turun dari mimbar oleh mereka yang pro Belanda.

Setelah Belanda angkat kaki dari Indonesia dan digantikan oleh Jepang, KH. Zainal Mustafa tetap menolak adanya Jepang di Indonesia.

Menurut dia, Jepang lebih bahaya dari Belanda. Karena itu, dia bersama santrinya berperang melawan Jepang.

Karena upayanya membangkitkan semangat para santri untuk berjihad membela negara, KH. Zainal Mustafa ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 1972.

KH Zainal Mustafa pernah menimba ilmu di pondok pesantren Siwalan, Panji dan Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Baca Juga: Permintaan Global Belum Tumbuh, Perfilman Indonesia Terbantu Festival-festival Film

Baca Juga: Spesifikasi HP Samsung Galaxy M21s, Kamera Utama 64 Megapiksel

Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro saat ditangkap oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock tanggal 28 Maret 1830 dalam lukisan karya Raden Saleh.
Pangeran Diponegoro saat ditangkap oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock tanggal 28 Maret 1830 dalam lukisan karya Raden Saleh.

Pangeran Diponegoro adalah anak sulung dari Sultan Hamengkubuwono II yang lahir pada 11 November 1785.

Dia adalah pemimpin perang Jawa yang tercatat memakan korban tentara Belanda paling banyak di Indonesia hanya dalam rentang waktu 1825-1830.

Dengan perang gerilya yang terkenal dan ditakuti oleh Belanda. Pasukan kolonial kewalahan melawan taktik Pangeran Diponegoro yang keluar masuk hutan dan muncul di malam hari untuk melakukan serangan secara tiba-tiba.

Bahkan, banyak biaya dikeluarkan Belanda saat itu, untuk menangkap Pangeran Diponegoro, tetapi tidak membuahkan hasil.

Belanda baru berhasil menangkap Pangeran Diponegoro dengan cara licik, yaitu menjebaknya dengan dalih mengajak berunding.

Pangeran Diponegoro dijebak dan ditangkap oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock tanggal 28 Maret 1830.

Pada tahun 1973, Pangeran Diponegoro ditetapkan sebagai pahlawan national.

Pangeran Diponegoro pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Gebang Tinatar, Ponorogo asuhan KH Hasan Besari.

Baca Juga: Angkasa Pura II Tambah Personel Avsec Hampir Dua Kali Lipat Jelang Kedatangan Habib Rizieq

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta Episode 34, Tayang Malam Ini 9 November 2020

KH. Noer Ali

KH Noer Ali.
KH Noer Ali.

KH. Noer Ali lahir pada tahun 1914 di Ujung Harapan, Bekasi, Jawa Barat. Beliau dikenal sabagai Singa Karawang, Bekasi. Pasalnya, banyak perang yang dia jalani.

Salah satu yang melegenda adalah perang melawan sekutu Inggris di Pondok Ungu pada tahun 1945. 

Selain itu, KH Noer Ali juga mendirikan markas pasukan semi militer Hizbullah.

Berkat jasa-jasanya, KH Noer Ali ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 9 November 2016.

Beliau pernah menimba ilmu pada Guru Maksum di Kampung Bulak, Guru Mughni, dan nyantri kepada Guru KH Marzuki.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini