Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW Berubah Jadi Cahaya, Buya Yahya: yang Percaya Ya Aneh

- 24 Februari 2022, 13:49 WIB
Buya Yahya bantah peristiwa Isra Miraj bahwa Nabi Muhammad SAW diubah menjadi cahaya
Buya Yahya bantah peristiwa Isra Miraj bahwa Nabi Muhammad SAW diubah menjadi cahaya /tangkap layar YouTube Buya Yahya/

SEPUTARTANGSEL.COM - Isra Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW yang ditempuh dalam waktu semalam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsho.

Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanan dari bumi menuju langit ke tujuh sampai Sidratul Muntaha.

Perjalanan Isra Miraj merupakan perjalanan yang sangat jauh namun dapat ditempuh dengan waktu yang relatif pendek. Kecepatan yang digunakan berlipat-lipat dari kecepatan cahaya.

Baca Juga: Maulid Nabi Muhammad SAW Diperingati dengan Tradisi Cowekan di Pasuruan Jawa Timur

Inilah penjelasan Buya Yahya mengenai keadaan Nabi Muhammad SAW saat peristiwa Isra Mi'raj.

Apakah Nabi Berubah Jadi Cahaya ketika Isra Mi'raj?

"Pernah ada seorang penulis yang mencoba menerjemahkan peristiwa Isra Mi'raj dengan pendekatan ilmiah. Karena telah terjadi proses kimiawi atau perubahan," kata Buya Yahya dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV pada 24 Februari 2022.

Baca Juga: Kapan Pertama Kali Maulid Nabi Muhammad SAW Diperingati? Ini Sejarahnya

Di antara pemikiran ilmiah penulis tersebut adalah bahwa saat melakukan Isra Mi'raj jasad atau fisik Nabi Muhammad diubah menjadi cahaya.

Penulis itu berpendapat bahwa dengan diubah menjadi cahaya, Nabi SAW bisa melesat begitu cepat tanpa hangus.

Sebab, di dunia ilmu pengetahuan memang dikenal bahwa kecepatan paling tinggi di alam semesta hanya dimiliki oleh cahaya.

Selain itu, si penulis juga menganggap Nabi Muhammad Isra Mi'raj di malam hari, agar tidak terkena radiasi matahari di siang hari.

Baca Juga: Tips Rezeki Lancar dan Berkah dari Nabi Muhammad

Buya Yahya mengatakan ada banyak orang terpengaruh dengan buku karya penulis tersebut.
Lantas, bagaimana pandangan Buya Yahya terkait pendapat sang penulis?

Buya Yahya dengan tegas mengatakan bahwa pemikiran penulis itu adalah khayalan dan bualan semata.

Menurut Buya, jika Isra Mi'raj dilihat dari perspektif si penulis (dilakukan di waktu atau keadaan tertentu untuk menghindari radiasi dan sebagainya), peristiwa tersebut malah tak lagi jadi mukjizat.

"Yang percaya ya aneh. Mana otak kita berpikir tentang mukjizat?" tutur Buya.

Isra Mi'raj itu sendiri bukan sekedar menembus batas langit, melainkan hingga batas alam. Sebab, dalam peristiwa itu Nabi bahkan sampai ke surga.

"Jangan akal kita yang sempit ini mencoba memahami yang namanya mukjizat di bawah kuasa Allah", tambahnya.

Pengasuh LPD Al-Bahjah tersebut lantas menjelaskan bahwa Nabi SAW diperjalankan oleh Allah dalam jasad yang utuh beserta ruhnya dengan begitu cepat.

"Wong yang memperjalankan Allah. Nggak ada urusannya dengan radiasi, nggak ada urusannya dengan masalah kecepatan", terangnya.

Jadi, kata Buya, Nabi diperjalankan oleh Allah dengan jasadnya yang utuh terdiri dari daging, kulit, tulang, beserta darah nan suci dan mulia.

"Nah, ini harus kita yakini masalah Isra Mi'raj, dengan jasad dan ruhnya, dan tidak diubah menjadi badan cahaya", tuturnya dengan tegas.

Buya Yahya menambahkan, Isra Mi'raj adalah sesuatu yang harus diyakini oleh seluruh umat muslim.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x