SEPUTARTANGSEL.COM - Michael H. Hart, seorang astrofisikawan menulis buku berjudul The 100 pada tahun 1978.
Dalam bukunya itu, ia memuat 100 nama tokoh yang dinilainya memiliki pengaruh paling besar dan paling kuat dalam sejarah manusia.
Bukunya secara hangat diperdebatkan, dan di saat yang sama, konsep bukunya secara luas ditiru.
Baca Juga: Dua Kecelakaan Lalu Lintas Dalam Sehari di Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated
Baca Juga: Peringatan BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrim Selama Libur Panjang di Wilayah Jateng
Michael H. Hart adalah sarjana fisika, astronomi dan hukum, pernah bekerja di NASA. Ia juga guru besar astronomi dan fisika di perguruan tinggi di Marylad, Amerika Serikat.
Dalam bukunya tersebut, Michael H, Hart menempatkan Nabi Muhammad SAW pada posisi pertama sebagai tokoh paling berpengaruh dalam sejarah manusia.
Dari berbagai sumber hadits dan penuturan sejarah, Seputartangsel.com merangkum biodata tokoh paling berpengaruh ini.
Baca Juga: Tidak Naikkan Upah Minimum 2021, FBK: Pemerintah Jangan Jadikan Covid-19 Alasan
Baca Juga: Ini Alur Pemberian Vaksin Covid-19: Ada 30 Menit Menunggu, Antisipasi Muncul Gejala Ikutan
Berikut ini biodata Nabi Muhammad SAW.
Nama: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim.
Tanggal lahir: Hari Senin Subuh, 12 Rabiul Awal bertepatan dengan 20 April 571 tahun Masehi.
Tahun kelahirannya dikenali sebagai Tahun Gajah karena peristiwa serangan pasukan gajah Abrahah yang hendak menghancurkan Ka'bah di Kota Mekkah.
Namun, serangan itu digagalkan Allah melalui lontaran batu-batu kerikil oleh burung Ababil. Peristiwa ini dibadikan di dalam surat Al Fiil (yang bermakna 'gajah') di dalam Al Quran.
Tempat kelahiran: di rumah pamannya, Abu Thalib di Kota Mekkah.
Baca Juga: Kooperatif, Polri Tidak Menahan Tujuh Tersangka Kebakaran Kejaksaan Agung
Baca Juga: Bawa Bensin, Perempuan Paruh Baya Ancam Bakar Kantor Anies Baswedan
Nama bapak: Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hashim, meninggal saat Muhammad dalam kandungan ibunya, Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf.
Pengasuh pertama: Barakah Al-Habsyiyyah, budak perempuan asal Ethiopia yang bergelar Ummu Aiman.
Ibu susuan pertama: Thuwaibah budak perempuan Abu Lahab.
Ibu susuan kedua: Halimah binti Abu Zuaib As-Sa'diah (lebih dikenali Halimah As-Sa'diah, suaminya bernama Abu Kabsyah).
Baca Juga: H-2 Libur Maulid Nabi Muhammad SAW, Jasa Marga Catat 147 Ribu Kendaraan Meninggalkan Jakarta
Baca Juga: Kisah Kos-kosan di Kramat Raya yang Menjadi Tempat Lahirnya Sumpah Pemuda
Usia 5 Tahun
Pada usia 5 tahun, Muhammad bin Abdullah mengalami peristiwa pembelahan dada.
Dua malaikat membelah dadanya untuk mengeluarkan bagian yang buruk di dalam hatinya.
Usia 6 Tahun
Ibunda Aminah binti Wahab menderita sakit dan meninggal dunia di Al-Abwa, sebuah kampung yang terletak di antara Mekkah dan Madinah.
Sejak itu, Muhammad kecil dirawat oleh Ummu Aiman (budak perempuan Abdullah, ayah Muhammad) dan dibiayai oleh kakeknya, Abdul Muththalib.
Baca Juga: Awas, STNK Mati Dua Tahun Terancam Diblokir
Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Pensiun Sebagai Petarung Nomor Satu Lintas Divisi UFC
Usia 8 tahun
Kakeknya, Abdul Muththalib meninggal dunia. Selanjutnya, Muhammad kecil dirawat oleh pamannya, Abu Thalib.
Usia 9 tahun (Sebagian hadits meriwayatkan pada usia 12 tahun).
Bersama pamannya, Abu Thalib, melakukan perjalanan dagang ke Syam.
Syam adalah sebuah wilayah yang terletak di timur Laut Mediterania, barat Sungai Efrat, utara Gurun Arab dan sebelah selatan Pegunungan Taurus.
Di kota Busra, negeri Syam, seorang pendeta Nasrani bernama Bahira (Buhaira) menemui Abu Thalib untuk menceritakan tentang diutusnya seorang nabi di kalangan bangsa Arab yang akan lahir pada masa itu.
Buhaira juga sempat memeriksa tanda-tanda kenabian pada tubuh Muhammad kecil.
Baca Juga: Peringatan BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrim Selama Libur Panjang di Wilayah Jateng
Baca Juga: Tidak Naikkan Upah Minimum 2021, FBK: Pemerintah Jangan Jadikan Covid-19 Alasan
Usia 20 tahun
Terlibat dalam peperangan Fijar. Perang Fijar adalah perang yang terjadi antara kabilah Quraisy dan sekutu mereka dari Bani Kinanah melawan kabilah Qais dan ‘Aylan.
Muhammad muda, menyertai peperangan itu beberapa hari dan
berperanan mengumpulkan anak-anak panah sahaja.
Ibnu Hisyam di dalam kitab 'Sirah' jilid 1 halaman 184-187 menyatakan, ketika itu usia Muhammad SAW ialah 14 atau 15 tahun.
Di usia 20 tahun ini juga, Muhammad muda menyaksikan Perjanjian Al-Fudhul (Hilf al Fudhul).
Ini adalah perjanjian damai untuk memberi pertolongan kepada orang yang didzalimi di Mekkah.
Baca Juga: Ini Alur Pemberian Vaksin Covid-19: Ada 30 Menit Menunggu, Antisipasi Muncul Gejala Ikutan
Baca Juga: Kooperatif, Polri Tidak Menahan Tujuh Tersangka Kebakaran Kejaksaan Agung
Usia 25 tahun
Melakukan perjalanan dagang kedua kalinya ke Syam. Kali ini membawa kafilah dagang milik Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah yang kelak menjadi istri beliau.
Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah, lelaki suruhan Khadijah.
Pada usia ini juga, Muhammad muda bersama-sama Abu Thalib dan beberapa orang kerabatnya yang lain menemui Amru bin Asad (bapak saudara Khadijah) untuk meminang Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu.
Mahar untuk pernikahan itu, Muhammad memberikan 20 ekor unta bakrah. Jika dikonversikan dengan harga unta bakrah saat ini, setara dengan Rp1 miliar.
Usia 35 tahun
Banjir besar melanda Mekkah dan meruntuhkan dinding Ka'bah sehingga Hajar Aswad terjatuh dari tempatnya.
Dinding Ka'bah yang runtuh kemudian dibangun kembali oleh para pembesar dan penduduk Makkah.
Muhammad yang ketika itu dikenali penduduk Mekkah sebagai orang terpercaya dan diberi julukan Al Amin, diberi kemuliaan untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempat asal.
Sebelumnya, para tokoh kabilah berselisih tentang siapa yang paling berhak menempatkan kembali Hajar Aswad ke posisinya.
Beliau lalu meletakkan sorban di tanah dan mengangkat Hajar Aswad di atasnya. Para kepala kabilah kemudian mengangkat ujung-ujung sorban bersama-sama.
Lalu beliau memindahkan Hajar Aswad dari sorban yang diangkat bersama-sama itu ke dinding Ka'bah yang telah diperbaiki.
Baca Juga: Ini Tiga Capres 2024 Terkuat Versi Indikator Politik Indonesia
Baca Juga: Div Humas Polri: Unggahan YouTube Gus Nur Karena Peduli Terhadap NU
Usia 40 tahun
Menerima wahyu di gua Hira' sebagai pelantikan menjadi Nabi dan Rasul akhir zaman.
Usia 53 tahun
Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq.
Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal/24 September 622 Masehi.
Usia 63 tahun
Nabi Muhammad SAW wafat di Madinah Al-Munawwarah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijrah atau bertepatan 8 Juni 632 Masehi.
Para isteri
Ada 10 perempuan mulia yang menikah dengan beliau. Namun tak pernah lebih dari 4 dalam satu waktu.
Beliau juga tidak pernah menikahi perempuan lain semasa istri pertama, masih hidup.
Berikut ini kesepuluh istri beliau:
1. Khadijah binti Khuwailid.
2. Saudah binti Zam'ah.
3. Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq
4. Hafsah binti Umar bin Khattab.
5. Ummi Habibah binti Abu Sufyan.
6. Hindun bintib Umaiyah (Ummu Salamah).
7. Zainab binti Jahsy.
8. Maimunah binti Harith.
9. Safiyah binti Huyai bin Akhtab.
10. Zainab binti Khuzaimah (Ummu Al-Masakin)
Baca Juga: Vaksin Merah Putih Tengah Diuji Coba ke Hewan, Akhir 2020 Diharapkan Bisa Diproduksi
Baca Juga: Peringati Sumpah Pemuda, Berikut Quotes Soekarno dan Puisi WS Rendra
Anak-anak Nabi Muhammad SAW
1. Qasim
2. Abdullah
3. Ibrahim
4. Zainab
5. Ruqaiyah
6. Ummi Kalthum
7. Fatimah Al-Zahra
Anak Tiri Nabi Muhammad SAW
Halah bin Hind bin Habbasy bin Zurarah at-Tamimi. Halah adalah anak Khadijah bersama Hind bin Habbasy.
Ketika menikah dengan Muhammad, Khadijah adalah seorang janda. ***