Duh, Kampanye Terbuka Donald Trump Sumbang 30.000 Kasus Corona di AS

- 3 November 2020, 15:26 WIB
Salah satu sesi kampanye Donald Trump.
Salah satu sesi kampanye Donald Trump. /Foto: Twitter @realDonaldTrump/

SEPUTARTANGSEL.COM - Studi baru dari Universitas Standford menemukan bahwa 18 acara kampanye Presiden Donald Trump untuk pilpres AS menyebabkan 30.000 kasus Covid-19 dan 700 lebih kematian akibat virus corona.

Penelitian tersebut, yang dipimpin oleh B. Douglas Bernheim, ketua ekonomi di Universitas Stanford, menganalisis data setelah 18 kampanye Trump yang diadakan antara 20 Juni dan 22 September, tiga di antaranya terjadi di dalam ruangan.

Dikutip dari Reuters, 2 November 2020, Bernheim mengatakan dalam sebuah email, pekerjaan tersebut bergantung pada metode statistik untuk menyimpulkan penyebab setelah suatu peristiwa terjadi.

Baca Juga: 11 Pemain Positif Covid-19, Ajax Amsterdam Krisis Pemain di Denmark

Baca Juga: Mobil Produk Prancis di Indonesia, Dijual Murah-murah

Pakar penyakit menular telah lama menduga kampanye presiden menjelang pemilu 3 November mungkin disebut peristiwa penyebaran super.

Namun sejauh ini, para ilmuwan belum bisa mendapatkan hasil yang baik tentang dampaknya, sebagian karena kurangnya pelacakan kontak yang kuat di banyak negara bagian.

Para peneliti kemudian membandingkan penyebaran virus di kabupaten (county) yang mengadakan kampanye dengan kabupaten yang berada pada lintasan kasus serupa sebelum kampanye digelar.

Baca Juga: Sudah Disahkan Presiden dan Diunggah ke Laman Setneg, UU Cipta Kerja Masih Pula Bermasalah

Baca Juga: Siapa Pun Presiden AS Terpilih, Indonesia Akan Lakukan Ini

Para peneliti menyimpulkan bahwa acara tersebut meningkatkan kasus Covid-19 dengan lebih dari 250 infeksi per 100.000 penduduk.

Mereka menemukan bahwa acara tersebut menyebabkan lebih dari 30.000 kasus baru di Amerika Serikat dan kemungkinan mengakibatkan lebih dari 700 kematian, tetapi mengatakan bahwa kematian tidak selalu terjadi di antara peserta kampanye.

"Analisis kami sangat mendukung peringatan dan rekomendasi dari pejabat kesehatan masyarakat mengenai risiko penularan Covid-19 pada pertemuan kelompok besar, terutama ketika tingkat kepatuhan terhadap pedoman terkait penggunaan masker dan jarak sosial rendah," kata para peneliti dalam laporannya.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Tangsel November 2020, Lokasi dan Jam Pelayanan

Baca Juga: Harga Emas Antam 3 November 2020: Kembali di Atas Satu Juta per Gram

"Masyarakat tempat kampanye Trump digelar membayar mahal dengan penyakit dan kematian," tambahnya.

Studi ini dipublikasikan ke platform pracetak SSRN pada hari Jumat.

Dalam beberapa bulan terakhir, Trump telah mengadakan belasan kampanye di negara bagian seperti Pennsylvania, Minnesota, dan Wisconsin, di mana tingkat infeksi virus corona sudah meningkat.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Dengan Teknologi Paling Mutakhir Siap Diluncurkan

Baca Juga: Madrid Pasang Target Poin Penuh Saat Jamu Inter di Final Kepagian Liga Champions

Di setiap acara diperkirakan beberapa ribu orang berpartisipasi. Sementara sebagian besar kampanye diadakan di luar ruangan.

Rekaman video menunjukkan bahwa peserta berkumpul berdekatan dan banyak yang tidak mengenakan masker, menciptakan risiko penyebaran virus saat mereka mendukung kandidat mereka.

"Orang Amerika memiliki hak untuk berkumpul di bawah Amandemen Pertama untuk mendengar dari Presiden Amerika Serikat," kata Wakil sekretaris pers tim kampanye Donald Trump Courtney Parella mengatakan kepada The Hill, menanggapi laporan ini.

Baca Juga: Barack Obama Jadi Operator Telepon Demi Dukung Joe Biden di Pilpres AS

Baca Juga: [Breaking News] Presiden Jokowi Sudah Teken Omnibus Law UU Cipta Kerja 1.187 Halaman

"Kami sangat berhati-hati untuk acara kampanye kami, mengharuskan setiap peserta untuk memeriksa suhu mereka, menyediakan masker, mereka diperintahkan untuk mengenakannya, dan memastikan akses ke banyak pembersih tangan," kata Parella.

"Kami juga memiliki tanda imbauan di acara kami. menginstruksikan peserta untuk memakai masker mereka," tambahnya.

Juru bicara kampanye Biden, Andrew Bates mengatakan bahwa Trump "merenggut ratusan nyawa dan memicu ribuan kasus dengan kampanye besar demi egonya sendiri."

Baca Juga: Mahfud MD Minta KPI Awasi Diskusi Soal Omnibus Law yang Tayang di Televisi

Baca Juga: Mengenal Arti Zindiq Secara Bahasa dan Istilah

Studi ini dilakukan ketika AS menetapkan rekor satu hari baru untuk kasus virus corona pada hari Jumat, mencatat 97.080 kasus baru menurut data dari COVID Tracking Project, memecahkan rekor sebelumnya 88.521 pada hari Kamis, 29 Oktober 2020 kemarin.

Hasil studi Universitas Standford muncul ketika para ahli kesehatan masyarakat telah memperingatkan bahwa musim gugur dan musim dingin dapat menyebabkan gelombang ketiga kasus Covid-19.

Hal ini dapat membawa bencana karena cuaca yang lebih dingin memaksa orang untuk berkumpul di dalam ruangan.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini