Ledakan Tewaskan 135 Orang, Pemerintah Lebanon Diduga Tahu Sejak Lama Bahan Peledak di Pelabuhan

- 6 Agustus 2020, 16:44 WIB
Ledakan super besar di pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa 4 Agustus petang waktu setempat (pukul 22.00 WIB).
Ledakan super besar di pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa 4 Agustus petang waktu setempat (pukul 22.00 WIB). /Foto: Tangkapan layar Twitter @borzou

Usaha Najjar menindaklanjuti bahan tersebut sempat terhalangi lockdown yang diberlakukan di akhir Juli lalu.

Sayangnya, ia baru bisa berdiskusi dengan menajer umum pelabuhan, Hasan Koraytem, sehari sebelum ledakan nahas itu terjadi.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Kamis 6 Agustus 2020: TRANS 7, TRANS TV, NET TV, MNC TV, GTV, SCTV, RCTI

"Pengadilan tidak melakukan apa-apa, itu kelalaian" kata Najjar.

Najjar menambahkan, sejak 2014 ia telah meminta kepada hakim untuk memindahkan dan membuang bahan peledak. Setidaknya 18 surat telah ia kirim kepada pengadilan.

Seorang ahli hukum Lebanon Nizar Saghieh, memiliki pendapat berbeda. Ia menyebutkan bahwa pihak yang mengawasi pelabuhan itulah yang bertanggung jawab atas insiden ini, bukan hakim pengadilan.

Baca Juga: Hana Hanifah: Aku Photoshoot Seksi di Dalam Kamar Hotel, Tapi Tidak Telanjang Bulat

"Tanggung jawab hukum utama di sini aalah pada mereka yang ditugaskan untuk mengawasi pelabuhan, otoritas pelabuhan, dan kementerian pekerjaan umum, serta Bea Cukai Lebanon," paparnya.

Dikutip Seputartangsel dari Reuters, ledakan yang menghancurkan sebagian besar kota Beirut itu menyisakan 300.000 warga dalam keadaan tanpa tempat tinggal.

Selain itu hancurnya gudang penyimpanan gandum yang juga terletak di pelabuhan membuat persediaan gandum Lebanon tersisa hanya kurang dari sebulan. Berbagai negara dari Timur Tengah, Eropa dan Amerika Utara bergegas mengirim bantuan kemanusiaan.***

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

x