Banjir Dahsyat Tewaskan Lebih 1.000 Orang, Pakistan Korban Perubahan Iklim dan Dunia Harus Bertanggung Jawab

- 30 Agustus 2022, 11:18 WIB
Banjir dahsyat di Pakistan menewaskan lebih dari 1.000 orang hingga negara itu menyebutnya sebagai korban perubahan iklim.
Banjir dahsyat di Pakistan menewaskan lebih dari 1.000 orang hingga negara itu menyebutnya sebagai korban perubahan iklim. /Foto: Reuters/ Amer Husasain//

SEPUTARTANGSEL.COM - Banjir dahsyat yang melanda Pakistan menelan lebih dari 1.000 orang tewas, Minggu 28 Agustus 2022.

Pakistan selatan, barat daya, dan utara merupakan bagian yang paling parah terdampak banjir. 

Air menyapu sebagian besar lahan pertanian dan memusnahkan tanaman, serta mengisolasi wilayah dari negara bagian lain selama beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Banjir Dahsyat di Pakistan Hingga Tewaskan Lebih dari 1.000 Orang, Menteri Luar Negeri MInta Bantuan

Puluhan ribu keluarga telah meninggalkan rumah, pindah dengan kerabat, atau ke kamp yang dikelola negara. Mereka menghabiskan malam di tempat terbuka sambil menunggu bantuan, seperti tenda, makanan, dan obat-obatan.

Selain lebih dari 1.000 orang tewas atau sekitar 15 persen dari penduduk Pakistan, perkiraan awal menyebutkan kerugian mencapai 10 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Menteri Perubahan Iklim Pakistan, Ahsan Iqbal menyebut banjir sebagai bencana yang disebabkan perubahan iklim.

"Saya pikir itu akan menjadi besar. Sejauh ini, sangat awal, perkiraan awal adalah benar," kata Ahsan Iqbal dikutip SeputarTangsel.Com dari Reuters, Selasa 30 Agustus 2022.

Baca Juga: Banjir Dahsyat di Pakistan Tewaskan Lebih dari 1.000 Orang, Tidak Ada Korban WNI dan KBRI Siapkan Hotline

Iqbal mengatakan, dunia berutang kepada Pakistan. Negaranya menyadi korban perubahan iklim yang disebabkan oleh pembangunan negara maju yang tidak bertanggung jawab.

"Jejak karbon kami terendah di dunia," jelas Iqbal.

"Masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk membantu kami, meningkatkan infrastruktur, membuatnya menjadi lebih tahan iklim, sehingga kami tidak mengalami kerugian seperti itu setiap tiga, empat, dan lima tahun," tuntut Iqbal.

Selanjutnya, Iqbal menjelaskan kondisi wilayah-wilayah di negaranya yang terkena banjir.

"Daerah-daerah yang biasa menerima curah hujan tidak menerima curah hujan, dan daerah-daerah yang biasa menerima hujan sangat ringan menerima hujan sangat deras," tutur Iqbal.

Baca Juga: Lagu ‘Sang Dewi’ Lyodra Feat Andi Rianto: Walaupun Kau Bukan Titisan Sang Dewa

Analisis Kementerian Keuangan Pakistan dalam pembaruan prospek ekonomi memperingatkan dampak banjir pada tanaman musiman yang kritis, terutama kapas. Padahal kunci ekspor Pakistan adalah tumbuhan tersebut.

Kerugian bisa lebih besar. Negara yang sudah berada di tengah krisis ekonomi, setelah inflasi yang tinggi, mata uang terdepresiasi, dan defisit transaksi berjalan bisa mengalami kehancuran.

Oleh karena itu, Menteri Luar Negeri Pakistan, Bilawal Bhutto-Zardari Senin 29 Agustus 2022 telah meminta bantuan internasional, khususnya lembaga keuangan dunia IMF.

IMF pada hari yang sama akhirnya menyetujui dana talangan sebsar 1,1 miliar dolar AS. Sementara beberapa negara juga sudah mengucurkan bantuan.

Baca Juga: Jadwal Sholat Wilayah Kota Tangsel Selasa 30 Agustus 2022, Jangan Sampai Telat

Pemerintah Kanada mengumumkan, 5 juta dolar AS dalam pendanaan untuk bantuan kemanusiaan ke Pakistan untuk menangani banjir.

Presiden China Xi Jinping menelepon PM Pakistan, Pervez Musharaf untuk menyampaikan belasungkawa. Pemerintahannya juga mengatakan akan memberikan bantuan kemanusiaan tambahan sebesar 300 ribu dolar AS tunai, 4.000 tenda, 50 ribu selimu, dan 50 ribu terpal. ***

Editor: Nani Herawati


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah