Novel tersebut menurut Umat Islam berisi tentang penghujatan. Beberapa bagiannya juga mengina Nabi Muhammad Saw.
Baca Juga: Rekomendasi Film Tentang Kemerdekaan Indonesia di Bulan Agustus, Semangat Perjuangan Para Pahlawan
Akibatnya, buku dilarang beredar di negara-negara mayoritas Muslim, termasuk Iran.
Beberapa bulan setelah penerbitan buku, mendiang pemimpin Iran Ayatullah Ruhallah Khomeini mengeluarkan fatwa. Dia menyerukan umat Islam untuk membunuh Rushdie dan siapa saja yang terlibat dalam penerbitan buku Ayat-ayat Setan.
Kepala Salman Rushdie dihargai dengan 500 ribu dolar AS.
Salman Rushdie awalnya menyebut, tidak ada yang tertarik dengan seruan dan hadian dari pempin Iran. Namun, dia kemudian bersembunyi selama lebih dari satu dekade. Hitoshi Igarashi, penerjemah Jepang dari novelnya dibunuh pada tahun 1991.
Baca Juga: Pesulap Merah Dilaporkan ke Polisi, Hilmi Firdausi: Ini Bukti Penglaris dan Pesugihan Itu Tak Benar
Pada tahun 1998, Pemerintah Iran mengatakan, tidak akan lagi mendukung fatwa. Dengan demikian, Rushdie dapat hidup lebih terbuka. ***