Iran Matikan Kamera Pengawas Nuklir, Diduga Akan Perluas Proyek Nuklir di tengah kecaman IAEA

- 9 Juni 2022, 11:51 WIB
Bendera Iran terkait dimatikannya kamera pengawas nuklir
Bendera Iran terkait dimatikannya kamera pengawas nuklir /Lisi Niesner/REUTERS/

SEPUTARTANGSEL.COM - Pemerintah Iran diduga sedang memulai memperluas pengayaan uranium bawah tanahnya.

Pemerintah Iran mengatakan pada hari Rabu 8 Juni 2022, bahwa pihaknya akan mematikan dua kamera pengawas nuklir PBB.

Iran menegaskan pencopotan pengawas nuklir PBB di fasilitas pengayaan uranium adalah keputusan tepat.

Baca Juga: Iran Gelar Latihan MIliter Besar-besaran Dekat Perbatasan Azerbaijan di Tengah Ketegangan yang Meningkat  

Ini terjadi saat Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bersiap untuk mengeluarkan resolusi yang mengkritiknya.

Dewan pengawas IAEA yang beranggotakan 35 negara mengeluarkan resolusi yang mengkritik Teheran.

Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan Prancis telah mengajukan resolusi pengawas nuklir kepada Dewan Gubernur IAEA, PBB. Resolusi itu mengkritik Iran.

Ini karena Iran tidak sepenuhnya menjawab pertanyaan pengawas tentang jejak uranium di situs yang tidak diumumkan.

Baca Juga: Sama-sama di Bawah Sanksi AS, Iran dan Venezuela Sepakat Barter Minyak dengan Kondensat

Resolusi ini diduga membuat marah Iran. Hanya Rusia dan China yang menentang resolusi yang diajukan oleh Amerika Serikat, Jerman, Prancis, dan Inggris.

Dewan Gubernur IAEA mengaku prihatin terkait jejak uraniaum yang berada di Iran di dideklarasikan.

"Menyatakan keprihatinan mendalam bahwa jejak uranium yang ditemukan di tiga lokasi di Iran tidak dideklarasikan, serta tetap tidak dapat dijelaskan karena Iran kurang kooperatif," tulisnya dikutip SeputarTangsel.com dari Reuters, Kamis 9 Juni 2022.

Resolusi yang mengkritik Iran itu akan dikeluarkan karena negara itu dinilai gagal untuk sepenuhnya menjelaskan tentang jejak uranium di sejumlah situs yang tidak diumumkan.

IAEA juga meminta Teheran untuk terlibat dengan pengawas tanpa penundaan.

Langkah Teheran itu kemungkinan besar merupakan suatu langkah sebelum tindakan yang lebih drastis atau tanggapan awal terhadap rancangan resolusi yang sedang dibahas di Dewan Gubernur IAEA yang beranggotakan 35 negara.

Baca Juga: Menegangkan, Israel Ancam Lancarkan Serangan Usai Insiden Kapal Tanker, Iran Siap Hadapi

Sejumlah diplomat mengatakan kemungkinan resolusi itu akan lolos dengan mudah karena sejauh ini hanya Rusia, yang merupakan sekutu Iran, yang di depan umum mengungkapkan penolakan kuat terhadap resolusi itu.

Resolusi itu menyerukan agar Iran menerima tawaran perundingan lebih lanjut tanpa penundaan.

"Kami tidak mengambil tindakan (resolusi) ini untuk meningkatkan konfrontasi untuk tujuan politik. Kami tidak mencari eskalasi seperti itu," kata pernyataan AS kepada dewan gubernur IAEA.

Pernyataan AS itu juga mengatakan bahwa tindakan Iran mencopot kamera yang dipasang di bawah kesepakatan akan sangat disesalkan dan kontraproduktif dengan hasil diplomatik yang telah diupayakan.

Sementara itu, TV pemerintah Iran mengatakan bahwa IAEA tidak berterima kasih atas kerja sama ekstensif Iran.

"Sejauh ini, IAEA tak hanya tidak berterima kasih atas kerja sama ekstensif Iran tetapi juga menganggapnya sebagai kewajiban. Mulai hari ini, otoritas terkait telah memerintahkan agar kamera pengintai Online Enrichment Monitor (OLEM) dimatikan". pernyataan tv pemerintah Iran.

Iran juga mengecam resolusi dewan IAEA terhadapnya dan telah memperingatkan pembalasan. Hal itu lebih lanjut dapat merusak perundingan yang sudah terhenti untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

x