Pejabat AS Sebut Larangan Hijab di Negara Bagian India Langgar Kebebasan Beragama dan Menstigma Perempuan

- 13 Februari 2022, 07:07 WIB
Protes larangan hijab digunakan di perguruan tinggi di negara bagian India.
Protes larangan hijab digunakan di perguruan tinggi di negara bagian India. /Foto: Reuters/ Anushree Fadnavis///

SEPUTARTANGSEL.COM - Pejabat Amerika Serikat (AS), dalam hal ini Duta Besar Kebebasan Beragama Internasional, Rassaid Hussain menngecam larangan menggunakan hijab di Negara Bagian India Selatan.

Menurutnya, menggunakan hijab merupakan bagian dari kemampuan untuk memilih pakaian seseorang.

Hussain menilai, larangan berhijab akan menstigma dan meminggirkan perempuan.

Baca Juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Terbang ke Moskow untuk Bantu Redakan Ketegangan di Ukraina

"Kebebasan beragama termasuk kemampuan untuk memilih pakaian seseorang," kata Rassaid Hussain dalam akun Twitternya yang dikutip SeputarTangsel.Com dari Al Jazeera, Sabtu 12 Februari 2022.

"Negara bagian Kartanaka di India seharusnya tidak menentukan izin pakaian keagamaan. Larangan hijab di sekolah melanggar kebebasan bergama dan menstigma, serta memingggirkan perempuan dan anak perempuan," lanjutnya.

Kementerian Luar Negeri India langsung memberikan respons atas pernyataan Hussain itu. Dia menyebut hal tersebut sebagai masalah internal India dan kasusnya sedang dalam pemeriksaan pengadilan.

Baca Juga: Warga Dunia Berduka, Rayan Bocah Maroko yang Terperangkap 5 Hari di Dalam Sumur Akhirnya Meninggal

"Kerangka dan mekanisme konstitusional, serta etos dan politik demokrasi kami adalah di mana masalah sedang dipertimbangkan dan diselesaikan. Komentar tentang masalah internal kami, tidak diterima," balas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India, Arindam Bagchi.

Perselisihan tentang hijab meletus di India sejak sebulan lalu. Di Kartanava, sebuah perguruan tinggi melarang mahasiswa yang menggunakan hijab untuk masuk kelas.

Hal tersebut bertambah buruk setelah pada 5 Februari 2022 lalu pemerintah Negara Bagian Selatan yang dikuasai Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi melarang pakaian yang menurutnya mengganggu kesetaraan, integritas, dan ketertiban umum.

Baca Juga: Kesaksian Warga di Malam Kejadian Tewasnya Pemimpin ISIS, Saat Ledakan Bom Bunuh Diri

Sejak saat itu, terjadi beberapa gelombang protes pro dan kontra di beberapa perguruan tinggi lain. Bahkan, beredar video ke seluruh dunia, bagaimana mahasiswa berhijab dicemooh sekelompok sayap kanan Hindu sebelum memasuki kampus.

Kecaman tentang larangan hijab di negara bagian selatan India tidak hanya datang dari AS.

Pemenang Hadiah Nobel, Malala Yousafzai mendesak para pemimpin India untuk menghentikan marginalisasi perempuan Muslim.

"Perguruan tinggi memaksa kita untuk memilih antara studi dan hijab," kata Malala.

Baca Juga: Diserbu Tentara Amerika, Pemimpin ISIS Tewas Bunuh Diri Bersama Keluarganya

Pemain sepak bola profesional yang kini membela Manchester United, Paul Bogba juga menyuarakan keprihatinannya tentang pelarangan hijab di India.

Dia ikut membagikan video di Twitternya yang menggambarkan muslimah berhijab terus dikejar massa Hindu.

"Massa HIndu terus melecehkan gadis-gadis Muslim yang mengenakan jilbab ke perguruan tingi di India," kata Paul Bogba.***

 

Editor: H Prastya


Tags

Terkait

Terkini