Taliban Dilaporkan Buru Umat Kristen hingga Pendukung Amerika Serikat di Afghanistan, Begini Lengkapnya

- 24 Agustus 2021, 15:19 WIB
Taliban dilaporkan buru umat Kristen hingga pendukung Amerika Serikat di Afghanistan
Taliban dilaporkan buru umat Kristen hingga pendukung Amerika Serikat di Afghanistan /ANTARA/REUTERS/Stringer

SEPUTARTANGSEL.COM - Taliban dilaporkan buru umat Kristen di Afghanistan. Hal ini membuat kekhawatiran kelompok minoritas di negara tersebut terus meningkat.

Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Inggris, Andrew Boyd. Dia mengatakan, saat ini adalah hari-hari merisaukan bagi kelompok minoritas, termasuk umat Kristen di Afghanistan.

Kekhawatiran itu muncul terkait kemungkinan adanya penganiayaan brutal oleh Taliban terhadap umat Kristen.

Baca Juga: Taliban Dilaporkan Terus Eksekusi Mati Sejumlah Pihak Sejak Berhasil Kuasai Afghanistan

Pasalnya menurut Boyd, menjadi seorang Kristen di Afghanistan dianggap sebagai tindakan murtad yang dapat dipenjara, dideportasi hingga dihukum mati.

Boyd juga melaporkan bahwa ada kabar di mana Taliban pergi dari pintu ke pintu untuk mencari orang-orang yang bukan hanya bekerja sama dengan pemerintah, tetapi juga penganut agama Kristen.

Dilansir dari Express, kelompok militan itu dilaporkan terus lakukan eksekusi mati sejumlah pihak.

Baca Juga: Taliban Dilaporkan Buru Umat Kristen Afghanistan dari Pintu ke Pintu, Begini Lengkapnya

Baru-baru ini bahkan beredar sebuah video di mana Kepala Polisi Afghanistan, Jenderal Achakzai ditembak mati. Matanya ditutup, serta tangannya diborgol di lantai.

Menurut keterangan sejumlah pihak, Taliban juga terus memburu orang-orang yang mendukung Amerika Serikat (AS) dan NATO beserta sekutunya.

Seorang Juru Bicara dari Forsaken Fighters, sebuah kelompok Australia yang mendukung Afghanistan yang bertugas dengan pasukan barat memperingatkan bahwa saat ini puluhan ribu orang sedang dalam bahaya.

Baca Juga: Taliban Peringatkan Presiden AS Joe Biden untuk Segera Tarik Pasukan dari Afghanistan: Akan Ada Konsekuensinya

Dia mengungkapkan, Taliban secara aktif mencari penerjemah yang mendukung pasukan koalisi. Bahkan, kelompok militan itu disebut menggunakan anak-anak lokal untuk menemukan mereka.

"Orang-orang diseret dari rumah mereka dan dieksekusi. Ini adalah situasi yang benar-benar mengerikan. Keputusasaan belaka dari orang-orang yang membantu kami sangat luar biasa," ujarnya.

Selain itu, Direktur Eksekutif Pusat Analisi Global Norwegia, Christian Nellemann juga melaporkan hal yang sama.

Baca Juga: Dipimpin Anak Tokoh Mujahidin, Pasukan Anti-Taliban Berhasil Rebut 3 Daerah Afghanistan Utara

Nellemann mengungkapkan, saat ini Taliban tengah menargetkan keluarga yang membantu koalisi Amerika Serikat dan NATO untuk menyerahkan diri. Keluarga tersebut kemungkinan akan dihukum berdasarkan hukum Syariah.

"Mereka menargetkan keluarga dari mereka yang menolak untuk menyerahkan diri dan menuntut serta menghukum keluarga mereka 'menurut hukum Syariah'," kata Nellemann.

"Kami menduga, kedua invidu yang sebelumnya bekerja dengan pasukan NATO/AS dan sekutu mereka, bersama dengan keluarga mereka akan disiksa dan dieksekusi," sambungnya.

Baca Juga: Mirip Tentara AS, Taliban Pamerkan Pasukan Khusus Bersenjata Amerika

Sementara itu, ribuan warga Afghanistan turun ke bandara internasional Kabul untuk mencari jalan keluar dari negara tersebut. Akibatnya, selama beberapa hari terakhir, Taliban dan pasukan Barat harus melemparkan tembakan peringatan ke udara untuk menahan massa.

Beberapa orang dilaporkan tewas dalam peristiwa itu akibat tertembak atau tertindih.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini