Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden Haiti Jovenel Moise dinyatakan meninggal dunia usai ditembak oleh sekelompok orang tidak dikenal di kediaman pribadinya di Port-au-Prince, Haiti, pada Rabu, 7 Juli 2021, pukul 01.00 waktu setempat.
Istri Jovenel Moise, Martine Moise, juga tertembak dalam serangan itu. Namun, masih dapat diselamatkan dan sedang dalam perawatan medis.
Berita meninggalnya Jovenel Moise dikabarkan oleh Perdana Menteri Sementara Claude Joseph.
Dikutip SeputarTangsel.Com dari Reuters pada Rabu, 7 Juli 2021, Claude Joseph mengungkapkan beberapa orang yang menyerang kediaman pribadi Jovenel Moise berbicara bahasa Spanyol.
Baca Juga: Kemenag Buka Ribuan Formasi CPPPK dan CASN, Ini Syarat dan Jadwal Pendaftaran
"Sekelompok orang tak dikenal, beberapa di antara mereka berbicara menggunakan bahasa Spanyol, menyerang kediaman pribadi presiden," ungkap Joseph.
Joseph menyampaikan sudah mengambil alih pemerintahan untuk sementara agar situasi di negara itu dapat terkendali.
"Semua tindakan diambil untuk menjamin kelangsungan kehidupan bernegara dan untuk melindungi bangsa," kata Joseph.
Dia juga mengecam tindakan pembunuhan terhadap Jovenel Moise.
Menurutnya tindakan tersebut adalah hal yang keji, tidak manusiawi, dan tidak beradab.
Baca Juga: Berita Duka, Aa Gym Mengumumkan Ayah Teh Ninih Meninggal Dunia
Moise diketahui menjadi Presiden Haiti pada tahun 2017 usai Michel Martelly mengundurkan diri dari jabatannya.
Oposisi menuntut Moise untuk mundur karena masa jabatannya telah berakhir pada 7 Februari 2021, lima tahun setelah Martelly mundur.
Namun, Moise bersikeras tidak ingin menyerahkan jabatannya karena dia merasa mulai memerintah dari tanggal 7 Februari 2017.
Oposisi menuduh Moise semakin bersikap diktator dan otoriter.
Baca Juga: Banjir Ancam Wilayah Asia karena Permukaan Air Laut Naik, Jutaan Orang dalam Bahaya
Selain itu, dalam beberapa dekade terakhir, Haiti telah diguncang permasalahan krisis kemanusiaan, pergolakan politik, krisis ekonomi, hingga bencana alam.
Hal itu menyebabkan negara yang berpenduduk sekira 11 juta itu menjadi salah satu negara termiskin di Amerika Latin.***
