Israel Serang Salah Satu Kamp Pengungsi Terpadat di Jalur Gaza, 10 Warga Palestina Meninggal Dunia

- 15 Mei 2021, 18:52 WIB
Konflik Israel dan Palestina kian memanas, saling serang
Konflik Israel dan Palestina kian memanas, saling serang /Pixabay/Hosny_salah/

SEPUTARTANGSEL.COM - Serangan udara yang dilakukan Israel ke kamp pengungsi Shati yang berlokasi di Jalur Gaza menyebabkan setidaknya 10 warga Palestina meninggal dunia. Mereka terdiri dari dua wanita dan delapan anak-anak.

Selain sepuluh orang yang telah dinyatakan meninggal dunia, 15 orang lainnya juga terluka dalam peristiwa tersebut. Salah satunya adalah seorang bayi bernama Omar.

Menurut keterangan Nabil Abu Al Reesh, seorang dokter di Rumah Sakit Al Shifa, kini tim penyelamat masih mencari lebih banyak korban meninggal dunia dan berusaha mengidentifikasi mereka.

Baca Juga: Ratusan Warga Palestina Termasuk 31 Anak-Anak Tewas, PM Israel Benjamin Netanyahu Tetap Ingin Serang Gaza

"Ini benar-benar pembantaian yang tidak bisa dijelaskan," kata Nabil, dilansir Seputartangsel.com dari Aljazeera pada hari Sabtu, 15 Mei 2021.

Seorang korban dari peristiwa itu mengungkapkan, serangan udara Israel dilakukan tanpa peringatan apapun.

"Kami lari keluar, kami melihat rumah empat lantai itu benar-benar hancur. Itu benar-benar diratakan," ujarnya.

Baca Juga: Perang Antara Israel dan Palestina Banyak Memakan Korban, DPR RI Desak PBB Hentikan Agresi

Dia juga mengungkapkan bahwa ketika penyerangan itu terjadi, saudara dan anak-anak pemilik rumah sedang berkunjung.

"Mereka semua terbunuh. Mereka semua," ujarnya.

Menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), Shati adalah kamp pengungsi terbesar ketiga di Jalur Gaza dan salah satu yang paling padat.

Baca Juga: Israel Lakukan Serangan Udara ke Kota Gaza, 10 Warga Palestina Dinyatakan Tewas, Mayoritas Anak-anak

Setidaknya, ada 85.000 pengungsi di Shati yang tinggal di area seluas 0,52 kilometer persegi.

Direktur Komunikasi Strategis dan Juru Bicara UNRWA Tamara Alrifai mengatakan, pihaknya hancur melihat pemboman kamp pengungsi Shati oleh Israel.

"Kamu sangat tertekan dengan perkembangan itu, sama seperti kami tertekan tentang seluruh situasi di Gaza dan sebenarnya situasi wilayah Palestina yang diduduki," ujar Tamara.

Baca Juga: Meski Ada Pembatasan Oleh Israel, Puluhan Ribu Warga Palestina Salat di Masjid Al Aqsa

"Apa yang terjadi di Gaza tidak dapat dipisahkan dengan apa yang terjadi di Tepi Barat, protes dan pengunaan kekuatan tanpa pandang bulu oleh pasukan keamanan Israel yang menjadi pemicu peristiwa yang sekarang menjadi bencana kemanusiaan di Gaza," lanjutnya.

Tamara juga membantah bahwa klaim Israel yang tidak menargetkan warga sipil, melainkan kelompok Hamas. Pasalnya, Hamas tidak berlindung di kamp pengungsi PBB dan fasilitas kamp Shati.

"Ini adalah disinformasi total, bahwa Hamas (sedang) bersembunyi di kamp-kamp PBB dan itulah alasan untuk menyerang kamp pengungsi yang sangat padat penduduknya atau menyebabkan kerusakan yang berlebihan pada markas UNRWA, seperti yang terjadi dua hari lalu," tegasnya.

Baca Juga: Warga Palestina di Gaza Menggambarkan Serangan Udara Israel Lebih Mengerikan dari Sebelumnya

Pengeboman Israel di Gaza sejak Senin, 10 Mei 2021 hingga hari ini sudah menewaskan setidaknya 139 warga Palestina, termasuk di antaranya 40 anak-anak.

Selain itu, 920 warga Palestina juga mengalami luka-luka.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Sumber: Aljazeera


Tags

Terkait

Terkini