Milisi maritim China berada di Julian Felipe Reef atau yang disebut Whitsun Reef, zona ekonomi eksklusif (ZEE) Manila sepanjang 200 mil dalam beberapa pekan terakhir.
"Ketegangan di Laut China Selatan semakin meningkat dengan adanya kehadiran kapal-kapal besar China akhir-akhir ini di Whitsun Reef. Tentu kehadiran mereka dapat membahayakan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu," kata Juru Bicara Uni Eropa.
Baca Juga: Lirik Lagu Sampai Jumpa - Endang Soekamti yang Viral Dinyanyikan Kru KRI Nanggala-402
Baca Juga: Sudah Resmi, Aturan Larangan Masuk Bagi WNA Asal India
Lanjutnya,"Eropa kembali menentang kuat atas tindakan sepihak China yang dapat merusak stabilitas regional dan ketertiban berdasarkan aturan internasional.”
Dikutip dari Reuters, China segera menepis tuduhan Uni Eropa.
China menolak tuduhan bahwa kapal-kapal milisi maritim miliknya di Whitsun Reef, yang oleh China disebut Niu'E Jiao, telah membahayakan perdamaian dan keamanan kawasan tersebut.
Misi China untuk Uni Eropa menegaskan kembali bahwa kapal-kapal miliknya berhak untuk berada di sekitar Kepulauan Spratly atau Nansha China karena masih masuk ke dalam wilayah yang sah untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan.
Baca Juga: Atasi Krisis Myanmar, Para Pemimpin ASEAN Sepakati 5 Poin Konsensus dan Pembebasan Tahanan Politik
Baca Juga: Catat, Jepang Mulai 25 April Tetapkan Keadaan Darurat di Empat Prefektur