Wang Yi menyerukan penyelesaian konflik dengan dialog melalui kerangka hukum dengan tujuan penyelesaian secepat mungkin.
Menteri Luar Negeri Singapura Vivian mengatakan, bahwa negaranya dan China sepakat tentang pentingnya menghormati prinsip non campur tangan dalam masalah dalam negeri Myanmar.
“Pada akhirnya, nasib dan masa depan Myanmar ada di tangan rakyatnya sendiri. Kami dapat mencoba membantu – Asean, PBB, tentu saja dapat membantu, dengan cara yang konstruktif dan tidak mencampuri, tetapi dengan cara yang memungkinkan terjadinya dialog,” ujar Vivian.
Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Minta Jokowi, Mahfud MD, dan Yasonna Laoly Jangan Temui AHY, Kenapa?
Hubungan China sendiri dengan Myanmar tergolong cukup rumit.
Pada tahun 2011, militer Myanmar setuju untuk memulai reformasi demokrasi tentative, salah satu alasannya adalah mengurangi ketergantungan pada China dan membuka diri lebih banyak kepada dunia.
Militer memiliki kecurigaan adanya dukungan Beijing terhadap pemberontakan komunis dan kelompok etnis bersenjata.
“Militer tidak ingin Myanmar menjadi ‘negara klien China,” ujar Murray Hubert, seorang senior di Pusat Kajian Strategis dan Internasional kepada Washington Post.