Putra Mahkota Saudi Menyuarakan Dukungan Untuk China Atas Masalah di Xinjiang

- 3 April 2021, 08:58 WIB
Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman
Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman /Sumber: Arab News/

SEPUTARTANGSEL.COM – Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman bin Abdulaziz Al Saud bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi untuk membahas hubungan bilateral kedua negara.

Dalam pertemuan itu, Arab Saudi menyatakan mendukung posisi China dalam masalah Xinjiang dan Hong Kong.

Negaranya juga menentang campur tangan urusan dalam negeri China. Dia menolak upaya tertentu yang menyebabkan perselisihan antara China dan dunia Islam.

Baca Juga: Puan Maharani Beri Peringatan Kepada Pemerintah Terkait Soal Pembelajaran Tatap Muka

Baca Juga: Keamanan Jumat Agung di Makassar Ditinjau Langsung Panglima TNI

Putra Mahkota menegaskan Arab Saudi ingin memperdalam kerja sama bilateral di bidang minyak mentah, petrokimia, dan energi nuklir, serta memperluas ke bidang-bidang baru, seperti 5G, telekomunikasi, dan teknologi digital.

Berdasarkan hasil pertemuan, Wang Yi memuji inisiatif Arab Saudi di Yaman. Arab Saudi telah memimpin koalisi internasional melawan faksi Yaman. China sangat menghargai dukungan negara Timur Tengah dalam kasus Xinjiang, Hong Kong, dan Taiwan dalam upaya menemukan jalur pembangunan yang sesuai dengan kondisinya sendiri.

“China menyambut baik inisiatif Arab Saudi dalam masalah Yaman. Kami mendukung semua inisiatif yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan. Cina memuji upaya Arab Saudi untuk meredakan situasi di Yaman. Kami berharap untuk melihat di Yaman gencatan senjata yang komprehensif segera, kembali lebih awal ke proses penyelesaian politik, dan pemulihan perdamaian, stabilitas, dan ketertiban,” ujar Wang Yi.

Baca Juga: Karena Pandemi, Ibadat Jumat Agung Menyesuaikan

Baca Juga: Disorot Melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB, Laporan Panel Sebut Korea Utara Mencuri Rp4,5 triliun

Dikutip dari Mothership pada Kamis, 1 April 2021, Arab Saudi sudah menyatakan dukungan terhadap kebijakan China di Xinjiang pada 2019. 

Perdebatan terkait dengan XInjiang memang sudah terjadi beberapa tahun. Beberapa negara Eropa telah memberikan sanksi kepada China dan langsung dibalas dengan melakukan hal serupa.

PBB menuduh China telah menahan satu juta Muslim Uyghur di Xinjiang dalam kamp-kamp militer. Namun, pemerintah China membantah dengan mengatakan tempat-tempat yang dimaksud adalah pusat pelatihan kejuruan dan untuk memerangi ekstremisme.

Baca Juga: Perdana Menteri Jepang Akan Berdialog dengan Joe Biden, Ini Sejumlah Permasalahan yang Dibahas

Baca Juga: Hubungan AS - China Makin Tegang, Diplomat Korea Selatan Bujuk Beijing untuk Tinjau Kebijakan Nuklir Korut

Duta besar Arab Saudi Abdallah Al-Mouallimi untuk PBB membantah dukungan yang bersifat demikian. Mereka hanya mendukung pekerjaan pembangunan China.

“Tidak ada yang lebih peduli tentang status Muslim di mana pun di dunia selain Arab Saudi. Apa yang kami katakan dalam surat itu adalah bahwa kami mendukung kebijakan pembangunan China yang telah mengangkat orang keluar dari kemiskinan,” ujar Abdallah Al-Mouallimi. ***

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

x