SEPUTARTANGSEL.COM- Kapal kontainer raksasa Ever Given terdampar dengan posisi melintang di Terusan Suez, di Mesir, sejak Selasa 23 Maret 2021 pagi waktu setempat.
Kapal kandas dan terjebak di sana karena terpaan angin kencang dan badai debu.
Kapal Ever Given panjangnya setara dengan tinggi Empire State Building, yakni sekitar 400 meter. Posisinya yang melintang membuat semua kapal yang datang dan pergi dari pelabuhan terhalang di dua arah.
Baca Juga: Jokowi Pastikan Sampai Juni 2021 Tidak Ada Impor Beras, Hentikan Perdebatan
Baca Juga: Resmi! Pemerintah Kembali Larang Mudik Tahun Ini
Padahal, Terusan Suez merupakan salah satu saluran pengiriman tersibuk di dunia yang menghubungkan perdagangan Asia dan Eropa.
Dilaporkan, sebanyak 206 kapal kontainer besar, kapal tanker yang membawa minyak dan gas, dan kapal curah pengangkut biji-bijian telah mundur di kedua ujung kanal.
Situasi di atas menimbulkan kemacetan yang telah berlangsung dua hari. Volume perdagangan dunia yang sudah terpukul akibat pandemi Covid-19 kembali mundur.
Baca Juga: Mulai Diterapkan 1 April, Bandara Juanda Lakukan Simulasi GeNose
Baca Juga: Sabu di Dalam Jajanan Tahu Ditemukan Petugas Lapas Mojokerto
Ini diakibatkan tingginya tingkat pembatalan kapal, kekurangan kontainer, dan kecepatan penanganan yang dirasakan cukup lambat.
Otoritas Terusan Suez (SCA) telah mengirimkan sembilan kapal tunda untuk memindahkan kapal.
“Kami tidak dapat mengecualikan mungkin perlu waktu berminggu-minggu, tergantung pada situasinya,” ujar Peter Berdowski, CEO perusahaan Belanda, salah satu dari tim yang mencoba membebaskan kapal mengatakan kepada televisi Belanda Niieuwsuur.
“Ini seperti ikan paus terdampar yang sangat besar. Ini beban yang sangat berat di atas pasir. Kami mungkin harus bekerja dengan kombinasi pengurangan berat dengan memindahkan kontainer, minyak dan air dari kapal, kapal tunda, dan pengerukan pasir,” ucap Berdowski menambahkan.
Pekerjaan pengerukan memang membutuhkan waktu lama karena harus menghilangkan 15.000 sampai 20.000 meter kubik pasir yang mengelilingi haluan. Tujuannya adalah untuk mengembalikan kapal ke ketinggian 12 sampai 16 meter agar dapat diapungkan kembali dan berjalan ke sisi yang benar.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Habib Riziq Jadi Umpan Pemerintah, Sebagai Buntut dari Niat Jokowi Mau 3 Periode?
Sementara itu, AP Moller Maersk sedang mempertimbangkan untuk mengalihkan kapal di sekitar Cape of Good Hope Afrika. Namun, perjalanan melalui jalur tersebut membutuhkan waktu lebih lama lima hingga enam hari.
Solusinya, kargo atau barang yang sensitif dapat dikirimkan dengan kereta api dan pesawat terbang. ***