ASEAN Beri Sanksi Atas Kudeta dan Kekerasan Militer di Myanmar, Begini Detailnya

- 17 Maret 2021, 20:32 WIB
Seorang siswa di Myanmar meninggal karena kekerasan Junta Militer.
Seorang siswa di Myanmar meninggal karena kekerasan Junta Militer. /Twitter/@Reuters/

SEPUTARTANGSEL.COM - Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) berencana untuk memberikan sanksi terhadap Myanmar apabila militer di negara itu menolak untuk memulihkan demokrasi dan membebaskan para tahanan politik.

Pernyataan tersebut disaksikan oleh sejumlah pihak dari perwakilan negara-negara ASEAN.

Di antaranya yaitu Sam Rainsy dari Kamboja, Anwar Ibrahim dari Malaysia, Fadli Zon dari Indonesia, dan Kiko Pangilinan dari Filipina.

Baca Juga: Melawan Menuver China, AS dan Jepang Resmi Kerjasama Militer

Baca Juga: Amerika Serikat (AS) Panik, Korea Utara Mulai Uji Coba Peluncuran Rudal Balistik Raksasa Berukuran 26 Meter

Kemudian, Charles Chong dari Singapura beserta Kasit Piromya dari Thailand.

"Semua Pemerintah ASEAN lainnya harus bersatu dan mengirim pesan tegas kepada junta militer Myanmar untuk segera membebaskan semua tahanan politik, untuk memulihkan situasi politik di Myanmar sebelum kudeta 1 Februari 2021 dan untuk menghormati suara rakyat di Pemilihan Umum (Pemilu) pada November 2020," kata perwakilan negara-negara ASEAN, dikutip Seputartangsel.com dari South China Morning Post pada Rabu, 17 Maret 2021.

Mereka meminta agar semua pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan orang-orang yang tidak bersalah juga harus dituntut dan dijatuhi sanksi di pengadilan.

Jika hal tersebut tidak diindahkan, maka seluruh negara ASEAN akan memberikan sanksi dengan menangguhkan keanggotaan Myanmar.

Halaman:

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x